Daerah PEDULI COVID-19

Fatayat NU Jakarta Utara Dukung Gerakan Peduli Isoman

Ahad, 8 Agustus 2021 | 02:30 WIB

Fatayat NU Jakarta Utara Dukung Gerakan Peduli Isoman

Ilustrasi lambang Fatayat NU. (Foto: Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online
Korban terinfeksi virus Covid-19 membuat beberapa warga harus menjalani isolasi mandiri (isoman). Namun, muncul problem baru ketika pembatasan aktivitas masyarakat, justru membuat mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Hal ini mendorong Fatayat NU di Jakarta Utara untuk mendukung gerakan Peduli Isoman bertema Bersama Kita Pulihkan Jakarta. Ketua Fatayat NU Jakarta Utara, Hj Yulisa Rachmayani, pun segera melakukan konsolidasi.


“Berawal dari keprihatinan PWNU DKI Jakarta terhadap masyarakat isoman yang tidak bisa keluar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akhirnya, PWNU menggandeng kami para pengurus cabang untuk membuat gerakan Peduli Isoman,” kata dia saat diwawancarai NU Online, Jumat (6/8) malam.


“Program Peduli Isoman yang diprakarsai pengurus PWNU DKI Jakarta itu dilimpahkan ke PCNU di seluruh Jakarta. Mulai PC Timur, PC Utara, PC Barat, PC Pusat, PC Selatan, dan PC Kepulauan Seribu,” imbuhnya.


Gerakan Peduli Isoman itu direalisasikan dengan menyuplai 200 buah kotak nasi perhari selama 10 hari berturut-turut, sejak 27 Juli hingga 5 Agustus. Lalu dibagikan ke warga yang sedang menjalani isolasi mandiri.


200 kotak nasi tersebut dibagi masing-masing 100 kotak untuk dua dapur umum. Satu dapur umum untuk kecamatan Cilincing, Koja, dan Kelapa Gading. Sementara satu dapur umum lagi untuk kecamatan Penjaringan, Pademangan, dan Tanjung Priok.


“Alhamdulillah, banyak pihak yang berpartisipasi, seperti para PCNU Jakarta Utara, IPNU, IPPNU, Wali Kota setempat, Ansor, dan Banser," ujar istri Katib Syuriyah PCNU Jakut KH M Shohehuddin Bukhori itu.


Kendala di lapangan
Menurut dia, program ini tidak lepas dari kendala di lapangan. Seperti jumlah subsidi dana yang diberikan PWNU DKI Jakarta tidak terlalu besar. Meskipun demikian, apa yang disalurkan ke masyarakat diusahakan tetap layak dengan setiap kotaknya berisi nasi, lauk, dan buah.


“Jadi kami harus memutar otak, bagaimana dengan dana yang tidak terlalu banyak, tapi tetap dengan sajian yang layak,” tambahnya.


Selain anggaran, panitia juga terkendala dengan para juru masak yang dilibatkan. Sebagai ibu rumah tangga, mereka memiliki banyak kesibukan di rumah atau yang lainnya. Hal ini membuat sedikit kerepotan.


“Sampai ada ibu-ibu yang berprofesi sebagai guru, ia harus mengajar secara daring di sela-sela masak,” kenang perempuan kelahiran Jakarta itu.


“Dengan adanya gerakan Peduli Isoman ini, semoga bisa membantu warga yang sedang menjalani isoman dan turut berkontribusi untuk NU serta bangsa ini,” pungkasnya.


Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Musthofa Asrori