Daerah

Gelar Aksi Tolak Tambang, Warga Wadas Bawa 27 Kendi ke Kantor Ganjar 

Rab, 8 Juni 2022 | 12:00 WIB

Gelar Aksi Tolak Tambang, Warga Wadas Bawa 27 Kendi ke Kantor Ganjar 

Warga Wadas membawa kendi ke kantor Gubernur Jateng Ganjar, Senin (6/6) siang. (Foto: ig Wadas Melawan)

Semarang, NU Online 

Warga Desa Wadas, Purworejo kembali menggelar aksi tolak tambang batu andesit di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang pada Senin (6/6/2022) siang. Aksi ini sekaligus dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup yang diperingati tiap 5 Juni. 


Salah satu warga Wadas Khoirul Umam mengatakan, 100 Warga Wadas  mendatangi kantor Gubernur Jawa Tengah dengan membawa 27 kendi. Puluhan kendi ini dibawa perempuan Wadas (Wadon Wadas) sebagai bentuk kritikan terhadap rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas.


“Di depan kawat berduri yang dipasang oleh aparat di depan Kantor Ganjar itu, warga Wadas melakukan mujahadah dan ruwatan kendi. 27 Wadon Wadas memimpin ruwatan memanjatkan doa-doa suci demi tetap terjaganya 27 mata air di Desa Wadas,” terangnya.


Ruwatan kendi sendiri menurutnya membawa pesan mendalam tentang pentingnya menjaga sumber mata air yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan perempuan, utamanya Wadon Wadas. 


Senada, pendamping warga Desa Wadas Sana Ulaili menyebut kendi menjadi simbol penghormatan Warga Wadas terhadap sumber air yang merupakan elemen penting bagi kehidupan dan menjadi elemen private bagi perempuan. Rencana penambangan batu andesit akan mengancam 27 mata air itu.


“Selain untuk pertanian puluhan sumber mata air itu juga digunakan warga Desa Wadas untuk kebutuhan lain seperti mandi dan memasak. Kemudahan akses air bersih itu akan sulit dijumpai di daerah-daerah lain khususnya di perkotaan. Dengan adanya pertambangan fungsi mata air tersebut akan terganggu,” kata Sana. 


Dalam aksi tersebut warga Desa Wadas juga meminta agar Gubernur Jateng,  Ganjar Pranowo segera membatalkan rencana penambangan di Desa Wadas. Warga juga menuntut pemerintah menghentikan kriminalisasi, intimidasi, dan represif yang dilakukan oleh aparat negara. 


Menghentikan segala bentuk teror psikologis pelemahan dan perjuangan warga dalam mempertahankan tanah serta menghentikan segala bentuk kerusakan dan eksploitasi sumber daya alam. 


“Kami datang untuk kesekian kalinya agar di dengar. Namun hari ini kita tak meminta Ganjar buat statmen karena selama ini tak ada manfaatnya,” jelas dia. 


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Alhafiz Kurniawan