Daerah

Gelar Sekolah Menulis, Santri Miftahul Huda Banyumas Ingin Seperti Kiainya

Sab, 22 Februari 2020 | 07:00 WIB

Gelar Sekolah Menulis, Santri Miftahul Huda Banyumas Ingin Seperti Kiainya

Pesantren Miftahul Huda Banyumas gelar sekolah menulis bagi santri (Foto: NU Online/Kifayatul Ahyar)

Banyumas, NU Online
Untuk memunculkan penulis-penulis andal dari kalangan santri, Pesantren Miftahul Huda Putri, Pesawahan, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengadakan pelatihan menulis dengan tema 'Menghidupkan Kembali sastra Pesantren dengan Menulis'.
 
Kegiatan yang digelar Jumat (21/2) di Aula Pesantren setempat, selain sebagai pengisi rangkaian kegiatan menjelang ultah ke-43 pesantren, juga merupakan kegiatan berkala yang diadakan tiap jumat sore dengan berbagai kegiatan seperti latihan tilawah, latihan hadroh, dan juga kelas menulis.
 
Pengasuh pesantren sekaligus penggagas kegiatan Umnia Labibah mengatakan, kegiatan sekolah menulis ditujukan kepada para santri agar para santri mempunyai kecintaan terhadap dunia menulis. 
 
Menurutnya, sosok pendiri pesantren Miftahul Huda Pesawahan KH Zaini Ilyas adalah seorang kiai yang sangat produktif. "Beliau banyak menerjemahkan karya-karya ulama salaf, menulis syi’ir, menerjemahkan beberapa surat dari Al-Qur’an juga menulis buku khotbah," jelsanya. 
 
Semangat menulis yang dicontohkan oleh KH zaini Ilyas menurut Umnia, harus menjadi spirit bagi para santrinya untuk gemar menyampaikan ide-idenya melalui meda tulisan. 
 
"Dengan menulis Islam yang diajarkan di pesantren, Islam yang ramah, Islam yang toleran dan solidaritas dapat disebarkan dan menjadi tandingan wacana Islam yang oleh beberapa pihak dikenalkan ke dunia publik dengan wajah yang tidak ramah, sering mengafirkan dan cenderung anti toleran," tegasnya. 
 
Kelas menulis angkatan pertama ini diikuti oleh 40 santri putri. Bertindak sebagai mentornya adalah penulis novel dan seniman asal Banyumas Indra Defandra. 
 
Menurut Indra, sekolah menulis ini memiliki dinamika yang potensial untuk dikembangkan, pesertanya aktif dan responsif. Dunia pesantren sangat potensial untuk memunculkan penulis-penulis andal.
 
"Out put kelas menulis ini, peserta akan menulis fiksi yang ke depannya akan dijadikan antologi cerpen santri. Hasil karya santri tersebut diharapkan dapat diterbitkan pada bulan Maret 2020 bersamaan dengan puncak acara haflah pondok," terang Indra. 

Kontributor: Kifayatul Ahyar
Editor: Abdul Muiz