Daerah

Cara Pesantren Nurul Ikhlas Tulang Bawang Segarkan Jiwa Santri

Rab, 19 Februari 2020 | 15:00 WIB

Cara Pesantren Nurul Ikhlas Tulang Bawang Segarkan Jiwa Santri

Santri kelas Ulya (SMA) ini mengisi kegiatan pendidikan di pesantren dengan berkunjung ke Bumi Sriwijaya, Sumatera Selatan. (Foto:NU Online/Faizin)

Tulang Bawang, NU Online
Menjadi santri tidak hanya berkutat di dalam pesantren saja. Santri juga ada kalanya menikmati suasana luar pesantren melalui kegiatan positif. Rutinitas belajar di pesantren yang harus mengikuti jadwal, adakalanya disegarkan kembali dengan aktivitas lain.
 
Seperti yang dilakukan lebih kurang 120 santri Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Tulang Bawang, Lampung. Santri kelas Ulya (SMA) ini mengisi kegiatan pendidikan di pesantren dengan berkunjung ke Bumi Sriwijaya, Sumatera Selatan. 
 
Tepatnya di Kota Palembang, para santri melakukan kunjungan ke berbagai tempat di antaranya Masjid Agung Palembang, ziarah ke makam Sultan Mahmud Badaruddin I, Museum, dan Museum Al-Qur'an Akbar.
 
"Kunjungan ini untuk memotivasi para santri untuk senantiasa tekun belajar di pesantren dan menambah wawasan tentang tempat-tempat bersejarah di Kota Palembang," kata Pengasuh Pesantren Nurul Ikhlas, KH Masykur Alfaruq (Gus Faruq) kepada NU Online, Rabu (19/2).
 
Kunjungan yang dilaksanakan selama dua hari mulai 19-20 Februari 2020 ini dibimbing oleh para dewan asatidz dan diikuti oleh santri kelas X dan XI. Para santri dibimbing dalam setiap kunjungan sekaligus diberikan arahan untuk menambah ilmu pengetahuan.
 
"Kami ingin para santri memiliki bekal yang banyak dalam menghadapi perubahan zaman yang saat ini semakin berat. Pesantren saat ini menjadi cara untuk menguatkan mental dan keilmuan agama para generasi muda agar tidak ikut arus negatif perkembangan zaman," kata Gus Faruq.
 
Ia pun mengajak kepada para orang tua untuk memperhatikan pendidikan para putra-putrinya khususnya terkait bidang agama. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana para generasi muda saat ini jika tidak memiliki pengetahuan ilmu agama. Tentu menurutnya, mereka akan terombang-ambing dan mudah terjerumus pada hal-hal yang negatif.
 
Oleh karena itu pesantren yang ia asuh berkomitmen menguatkan dua sisi yakni pendidikan agama dalam pesantren yang dipadu pendidikan umum di sekolah.
 
"Kami memiliki program unggulan yakni Tahfidz Al-Qur'an dengan unit pendidikan meliputi pesantren anak Tahfidz Al-Qur'an khusus usia 5-12 tahun, pesantren wustho atau SMP, pesantren ulya atau SMA, dan pesantren mahasiswa," paparnya.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin