Daerah

Saatnya Memperkuat Literasi Digital Keluarga dan Pesantren 

Ahad, 16 Februari 2020 | 23:30 WIB

Saatnya Memperkuat Literasi Digital Keluarga dan Pesantren 

Focus Group Discussion bertajuk ‘Literasi Digital dalam Keluarga dan Komunitas Pesantren’ digelar di kantor PCNU Kabupaten Pasuruan. (Foto: NU Online/Makhfud Syawaludin) 

Pasuruan, NU Online
Derasnya arus indormasi dan kemudahan mengkases kabar hendaknya diimbangi dengan kesadaran literasi. Bahwa segala yang tersaji di hadapan harus melalui klarifikasi atau tabayyun sehingga keberadaannya dapat dipertanggung jawabkan.
 
Pendidikan dalam keluarga dan komunitas pesantren di Indonesia terbukti menjadi lembaga pendidikan dan sosial keagamaan. Keberadaannya berfungsi dalam tranmisi dan transformasi Islam Nusantara. 
 
Berangkat dari semangat tersebut, Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pengembangan Sumber Daya ManusiaNahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk ‘Literasi Digital dalam Keluarga dan Komunitas Pesantren’. 
 
Kegiatan diselenggarakan Sabtu (15/2) di ruang rapat kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan.
 
Menurut Harry Nugroho, dunia digital itu adalah panggung. Ketika panggung itu dipenuhi oleh narasi kekerasan dan intoleransi, anak-anak milenial akan terpapar narasi tersebut.
 
"Panggung itu harus kita rebut. Mari kita memperbanyak untuk membuat konten positif," ujar Chief Research Officer di Alvara Research Center saat memantik diskusi tersebut.
 
Lebih lanjut, Mohammad Mahpur menyatakan bahwa internet saat ini menjadi bagian dalam proses perkembangan anak. Oleh sebab itu, berbagai kalangan hendaknya memberikan perhatian lebih demi memastikan bahwa segalanya sesuai harapan.
 
"Keseimbangan dalam aktifitas fisik dan digital menjadi penting," ujar dosen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut.
 
Dalam pandanganannya, pengaruh media digital perlu dielaborasi dengan bijak dalam strategi pembangunan berbasis keluarga dan komunitas pesantren.
 
“Hal itu penting mengingat media digital tersebut seperti pisau bermata dua yakni bisa berfungsi positif dan negatif,” tegasnya. 
 
Kegiatan ini dihadiri lembaga dan badan otonom NU terkait, seperti Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), Fatayat NU, Muslimat NU, serta perwakilan pesantren di Pasuruan. 
 
Tampak ikut bergabung perwakilan pemerintah daerah seperti Dinas Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, Dinas Komunikasi dan Informasi, dan Dinas Sosial, serta forum anak dan perwakilan lembaga pendidikan. 
 
 
Kontributor: Makhfud Syawaludin
Editor: Ibnu Nawawi