Daerah

Gerakan Santri Demak Putus Mata Rantai Covid-19 Patut Dicontoh

Sel, 5 Mei 2020 | 10:00 WIB

Gerakan Santri Demak Putus Mata Rantai Covid-19 Patut Dicontoh

Bagian Kesra Setda Pemkab Demak Iswoyo di Pesantren Tahfidz Darul Mustofa (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Demak, NU Online
Sikap pro aktif kalangan santri Demak dalam upaya mendukung realisasi strategi pemerintah dalam memutus mata rantai virus Corona patut dicontoh komunitas lain.
 
Dalam beberapa hari ini para santri dari berbagai daerah di Demak yang nyantri di berbagai pesantren di Jateng maupun Jatim saat akan pulang kampung  berkoordinasi dengan Satgas NU Peduli Covid-19 untuk tes kesehatan sesuai dengan standar protokol kesehatan.
 
"Ini langkah yang baik dan patut dicontoh oleh komunitas lain, terutama para pekerja yang pulang kampung setelah dalam kurun yang lama beraktivitas di luar Demak," kata perwakilan Bagian Kesra Setda Demak, Iswoyo di sela menyaksikan proses tes kesehatan santri Tahfidz Darul Mustofa Wonosalam, Demak, Jateng,  Senin (4/5).
 
Menurutnya, sikap  koordinatif dan koperatif para santri Demak yang pulang kampung itu sangat mendukung upaya memutus mata rantai Covid-19 di bumi kota wali ini.
 
"Koordinasinya dengan otoritas pencegahan Corona dapat diperoleh informasi atau data kesehatan para santri karena semuanya terekam dengan baik. 
 
Demikian juga sikap pro aktif para kiai yang mewajibkan santrinya untuk mengikuti program tes kesehatan sebelum pulang kampung sebagaimana yang dilakukan Pengasuh Pesantren Darul Mustofa Wonosalam," ungkapnya.
 
Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Demak, Kiai Ali Saqof mengatakan, sebagai perangkat NU yang mengkoordinir potensi pesantren, RMI Demak berupaya agar dunia pesantren di Demak menjadi pelopor terdepan dalam upaya memutus mata rantai Corona.
 
"Santri menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, meski harus menjalani rapid test,  tes kesehatan, atau yang lainnya terkait dengan upaya pencegahan virus Corona dengan ikhlas dan gembira selalu diikutinya dengan baik," katanya.
 
Menurutnya, apapun hasil dari proses pemeriksaan kesehatan itu diterima dengan ikhlas dan lapang dada, termasuk harus menjalani karantina mandiri ketika tiba di kediaman.
 
Bagi santri lanjutnya, karantina itu sudah biasa. Karena saat belajar di pondok sejatinya santri itu sedang menjalani karantina di bawah bimbingan kiai dengan membatasi kebebasannya. 
 
"Jadi boleh dikata mereka terbiasa sekali atau tidak asing dengan karantina. Bedanya kalau karantina di rumah yang mengawasi langsung orang tuanya," ujarnya.
 
Ketua Satgas NU Peduli Covid-19 Demak yang juga Direktur RSINU Demak dr Abdul Aziz mengharapkan kepada para wali santri agar mengawasi dengan ketat atas berbagai aktivitas anak-anaknya selama berada di rumah.
 
"Jangan sampai mereka bergerak terlalu bebas, upayakan tetap di rumah, selalu memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mematuhi protokol kesehatan," pungkasnya.
 
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz