Gerakkan Nahdlatul Fallah, LPPNU Cirebon Bantu Kesulitan Petani
NU Online · Jumat, 7 Maret 2014 | 09:01 WIB
Cirebon, NU Online
Perekonomian dunia yang didominasi paham neoliberal secara sistematis mengancam perekonomian di tingkat lokal. Kebijakan pemerintah Indonesia yang terbawa arus ini pun turut memperparah keadaan kaum petani di pedesaan yang sebagian besar adalah Nahdliyin.
<>
Hal itu menjadi dasar keprihatin Pengurus Cabang Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPPNU) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, untuk berperan aktif dalam membangun perekonomian bangsa, khususnya di wilayah Cirebon dengan menggalakkan konsep ekonomi mandiri.
Pandangan tersebut muncul dalam sebuah forum yang terdiri dari sedikitnya 25 anggota kelompok tani mandiri binaan LPPNU Kabupaten Cirebon. Mereka bersepakat membentuk kelompok Usaha Bersama (Kube) sebagai media penangkal arus ekonomi neoliberal.
“Alhamdulilah, krisis kepedulian di sektor perekomian yang mampet pascakejayaan Nahdlatut Tujjar kini terbangkitkan, dan ini momentum kebangkitan ekonomi warga NU tidak hanya di Cirebon dan niscaya menjadi inspirasi warga sarungan di Nusantara,” tutur Rais Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon KH Usamah Mansyur, Kamis (6/3), pada acara peresmian Kube Nahdlatul Fallah di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.
Nahdlatul Fallah secara bahasa berarti kebangkitan kaum petani. Kiai Usamah mengaku bangga memiliki kader muda NU di Cirebon yang peka dan peduli terhadap rakyat kecil. Dirinya merasa diajak mengembara di massa perjuangan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Chasbullah di awal perjuangan NU.
Menurut Dedy Abbas, bendahara LPPNU yang juga penggagas Kube Nahdlatul Fallah, gerakan ekonomi mandiri yang pihaknya sedang bangun menganut prinsip mabadi khaira ummah mengadopsi pondasi Nahdlatut Tujjar dan syirkah muawanah (kooperasi). Dengan modal swadaya, para petani belajar berniaga dan mengatur keuangan sendiri.
Dedy menjelaskan, lewat badan usaha yang dibentuk, mereka akan membeli dan menjual seluruh kebutuhan sarana produksi pertanian secara mandiri. Dengan demikian, jalur distribusi barang dan jasa dengan mata rantai yang panjang dapat dipangkas sehingga selisih penjualan bisa langsung ke petani dan itu sangat menguntungkan.
“Hanya itu bentuk amaliah yang dapat kami lakukan. Semoga membawa maslahat bagi warga NU. Saya hanya terinspirasi gerakan sesepuh dulu, hanya melanjutkan saja kok,” ucap Dedy. (Red: Mahbib Khoiron)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua