Daerah

GP Ansor Pamekasan Asah 3 Spirit Dakwah

Jum, 28 Februari 2020 | 16:45 WIB

GP Ansor Pamekasan Asah 3 Spirit Dakwah

Tiga spirit dakwah mencuat di acara MDS Rijalul Ansor Kecamatan Pamekasan. (Foto: NU Online/Hairul Anam)

Pamekasan, NU Online

Gerakan Pemuda Ansor punya tugas mulia mengawal 3 spirit dakwah An-Nahdliyah. Manakala ketiganya terabaikan, maka status sebagai kader dan pengurus GP Ansor patut dipertanyakan.

 

Demikian ditegaskan Ketua PAC GP Ansor Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, M Ali Wahdi, saat memberikan sambutan dalam acara Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kecamatan Pamekasan Pimpinan Ranting (PR) GP Ansor Kelurahan Kolpajung di Masjid Nurrahman, Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (27/2) malam.

 

Kader maupun pengurus GP Ansor yang mengabaikan spirit tiga dakwah tersebut, tegas Wahdi, maka harus kembali mengikuti kaderisasi formal GP Ansor seperti Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD), Diklat Terpadu Dasar (DTD), maupun Diklatsar Banser.

 

"Ketiga dakwah tersebut adalah menjaga ukhuwahnya islamiyah, merawat ukhuwah wathaniyah, dan meneguhkan ukhuwah basyariyah," tegas Wahdi, panggilan akrab M Ali Wahdi.

 

Menurut alumnus Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep tersebut, 3 hal itu adalah mandat dari para ulama muassis Nahdlatul Ulama (NU) yang tidak boleh ditawar-tawar lagi. Hanya kader yang tidak militan dan perlu digembleng kembali yang kurang memperhatikannya.

 

"Ketiganya diamanatkan kepada kader Ansor dan Banser yang mesti dijaga dalam kondisi dan situasi apapun," tegas Wahdi.

 

Jika ketiga ketiga spirit dakwah tersebut tertanam dalam diri dan keseharian kader GP Ansor, Wahdi meyakini bakal mencuatkan ruh NU yang identik dengan Islam rahmah ketimbang Islam marah.

 

"Islam rahmah dan Islam marah hanyalah istilah untuk membedakan semangat juang umat Islam," tegasnya.

 

Islam rahmah, kata Wahdi, merupakan istilah yang kerap dilekatkan pada NU dan Muhammadiyah. Sebab, keduanya nyaris tidak pernah berdakwah dengan memakai kata-kata yang menyinggung perasaan umat lain.

 

"Selalu berupaya dengan bahasa yang lemah lembut, santun, dan menyejukkan. Terutama dakwah bil hal atau dengan tindakan. Suri teladan yang baik selalu menjadi pijakan NU maupun Muhammadiyah," ujar Wahdi.

 

Sementara itu, tambahnya, Islam marah diidentikkan dengan kelompok garis keras yang menyalahgunakan visi-misi dakwah ajaran agama Islam.

 

"Ajaran Islam menekankan dakwah dengan cara mengajak, bukan mengejek; mengislamkan yang kafir bukan mengkafirkan yang sudah Islam; merangkul bukan memukul; memuliakan bukan menghina dan penuh caci-maki," tekannya.

 

Islam rahmah, terangnya, menitiktekankan pada spirit dakwah Walisongo. Lewat model dakwah Walisongo, tidak ada pertumpahan darah dalam penyebaran Islam di bumi pertiwi ini.

 

"Intinya, Islam rahmah selalu memanusiakan secara utuh; dalam kerangka menghormati sesama muslim, sesama bangsa, dan sesama manusia. Kita berdakwah dengan memanusiakan manusia," tukas Wahdi.

 

Kontributor: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR