Gus Zaim Sebut Ilmu sebagai Kendaraan Masuk Surga
-
Afina Izzati
- Senin, 26 April 2021 | 04:00 WIB
Kudus, NU Online
Pengasuh Pesantren Kauman Lasem Rembang, KH Zaim Ahmad (Gus Zaim), mengatakan bahwa keutamaan ilmu bagi manusia bisa menjadi kendaraan masuk surga. Orang yang ingin masuk surga harus mempunyai kendaraan untuk mempercepat menuju ke sana.
“Nah, kendaraannya adalah amal saleh dan menjauhi maksiat untuk mencegah masuk ke neraka,” kata Gus Zaim dalam pengajian yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Pondok Kauman Lasem, Ahad (25/4) malam.
Menurut Gus Zaim, orang yang dapat menjalankan amal saleh dan menjauhi maksiat itu jika paham mana yang baik, mana yang buruk. Pemahaman tersebut didapat dari belajar. Jadi, kata kuncinya adalah belajar atau mencari ilmu.
“Mengaji, mendengarkan, ber-tafakkur selama satu jam itu lebih utama dari pada beribadah 60 tahun. Meskipun siangnya puasa dan malam harinya beribadah namun tetap lebih utama mencari ilmu,” tutur cucu Mbah Ma’shoem Lasem ini.
Gus Zaim menambahkan, orang yang bertafakur tentang kekuasaan Allah SWT sejam saja dapat membuat pikirannya tumbuh dan berkembang. Mengembangkan ilmu akan mendapatkan pahala tersendiri karena memiliki potensi untuk mempertahankan ilmu dan mengembangkannya melalui pengajaran.
“Ilmu itu harus yanbutu wa yanmu, tumbuh dan berkembang. Ini termasuk nalar dari hadis: Man salaka thariiqan yaltamisu fihi ilman sahhalallahu lahu thariiqan ila al-jannah (Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga),” terangnya.
Pahala berlipat ganda
Lebih lanjut, Gus Zaim menuturkan, orang yang mengajak kebaikan dan ketaatan kepada Allah, kemudian orang yang diajak tersebut mengajak orang lain untuk berbuat baik, maka orang pertama yang mengajak kebaikan ikut mendapatkan pahala.
“Pahala yang diberikan tidak akan berkurang satu sama lain, semuanya dapat. Justru orang pertama yang mengajak kebaikan itu akan dilipatgandakan pahalanya sejauh ilmu itu disebarkan kepada orang-orang. Inilah istimewanya kebaikan,” terangnya.
Gus Zaim mengungkapkan, yang tergolong muhibbin atau orang yang mencintai ilmu adalah jika tidak mampu menjadi orang alim maka mau mengaji. Jika tidak mampu, maka membawa kitab dan memaknai.
“Jika tidak mampu, maka mendengarkan ilmu. Jika masih tidak mampu, maka menjadi orang yang senang dengan ilmu,” papar Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah ini.
Gus Zaim lalu mengutip sebuah Hadis, orang yang meninggal dunia hanya dapat mempertahankan tiga perkara yaitu, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan kedua orang tuanya.
“Ilmu yang bermanfaat merupakan ilmu yang diamalkan untuk orang lain.Tidak hanya dipelajari untuk diamalkan sendiri. Ilmu yang tidak bermanfaat itu ibarat pohon tak berbuah,” tandasnya.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Terkait
Daerah Lainnya
Terpopuler Daerah
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Ahmad Rifaldi | Sabtu, 3 Jun 2023
Kritik Sayyid Usman soal Nasab dan Pandangannya tentang Ahlul Bait
-
- Muhammad Syakir NF | Jumat, 2 Jun 2023
Kesetaraan di Pesantren dalam Film Hati Suhita
-
- Arief Rosyid Hasan | Kamis, 1 Jun 2023
Ekologi Spiritual: Merawat Jagat, Mereformasi Bumi
Berita Lainnya
-
Pertamina Dukung Penyelenggaraan 'Lagi-Lagi Tenis' Bersama Rans Entertainment
- Nasional | Ahad, 4 Jun 2023
-
Pemangku Kepentingan Bidang Ketenagkerjaan Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
- Ketenagakerjaan | Kamis, 1 Jun 2023
-
Ajang Inovasi 2023, Pertamina Catat Penciptaan Nilai Hingga Rp12 Triliun
- Nasional | Kamis, 1 Jun 2023
-
Polteknaker Harus Terus Berinovasi Wujudkan SDM Unggul
- Ketenagakerjaan | Rabu, 31 Mei 2023
-
Langkah Pertamina Siapkan SDM untuk Transisi Energi
- Nasional | Rabu, 31 Mei 2023
-
Indonesia Dukung Reformasi Ketenagakerjaan Negara-negara Timur Tengah di Bidang Penempatan Tenaga Kerja
- Ketenagakerjaan | Selasa, 30 Mei 2023
-
Menaker Jelaskan Pentingnya Keberadaan LKS Tripnas dan Depenas
- Ketenagakerjaan | Selasa, 30 Mei 2023
-
Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri
- Ketenagakerjaan | Ahad, 28 Mei 2023
-
Kemnaker Optimis UU PPRT Mampu Tekan Pelanggaran PRT
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023