Daerah

KH Salahudin Wahid dalam Kenangan Gus Zaim Lasem  

Rab, 5 Februari 2020 | 12:00 WIB

KH Salahudin Wahid dalam Kenangan Gus Zaim Lasem  

KH Zaim Ahmad Ma'shoem (paling kanan) (Foto: Dok pribadi)

Rembang, NU Online
Kepergian KH Sholahuddin Wahid masih menyisakan duka yang begitu mendalam bagi umat Islam terutama kaum nahdliyin. Sosok yang akrab disapa Gus Sholah tersebut meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif di salah satu rumah sakit yang berada di Jakarta pada Ahad (2/2). 
 
Salah satu sahabat Gus Sholah, yakni KH Zaim Ahmad Ma'shoem Lasem, yang merupakan salah satu sahabat dekat Gus Sholah kaget setelah mendengar kabar bahwa adik dari KH Abdurrahman Wahid tersebut telah wafat. 
 
Gus Zaim mengungkapkan, banyak kenangan bersama beliau, serta tidak sedikit juga motivasi, pesan sejuk yang kerap sekali disampaikan oleh Gus Sholah ketika bertemu.
 
"Setiap kali bertemu beliau, saya selalu mendapatkan siraman motivasi yang sangat menyejukkan, sosok Gus Sholah sebagai figur yang jujur, santun serta sejuk dalam menyampaikan berbagai hal," ungkapnya kepada NU Online, Selasa (4/2) di Lasem, Rembang.
 
Dikisahkan, dirinya mulai akrab dengan Gus Sholah sejak aktif di dalam satu organisaai yaitu Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3I), yang pada saat itu Gus Sholah sebagai Ketua Dewan Pembina, KH Ma'ruf Amin sebagai Ketua Dewan Mustasyar dan Gus Zaim sendiri sebagai Ketua Umum.
 
Selain itu, Gus Sholah dikenal sebagai sosok yang kritis serta tidak henti dalam memberikan petuah/pesan demi kemajuan sesuatu yang dikritisinya. "Topik keadilan selalu menjadi favorit beliau dalam bercengkrama dengan berbagai tamu," ungkapnya. 
 
Gus Zaim juga menerangkan, figur Gus Sholah yang suka sekali serta bersemangat dalam berorganisasi. Di tengah usia yang harusnya dipergunakan untuk istirahat, namun Gus Sholah masih memilih untuk memikirkan serta samangat dalam membenahi tatanan organisasi. 
 
Salah satunya adalah saat Gus Sholah diberikan kesempatan berbicara dalam forum NU ataupun personal orang-orang NU. Ia selalu berpesan untuk mengimbau para pengurus NU bisa memberikan manfaat terhadap Nahdlatul Ulama bukan sebaliknya memanfaatkan NU. 
 
Di mata Gus Zaim, beliau juga sosok figur yang rendah hati, terbuka dan jujur. Hal itu dapat dijumpai ketika Gus Sholah mendapatkan gelar Dr (HC) di UIN Malang. Dalam pidatonya Gus Sholah menyampaikan bahwa mungkin beliau merupakan satu-satunya pengasuh pesantren yang tidak bisa mengaji. 
 
Gus Zaim sebagai salah satu orang terdekat dari Gus Sholah menceritakan pertemuan terakhirnya bersama beliau. Yaitu pada saat Haul Gus Dur, dalam pesanya Gus Sholah mengungkapkan bahwa dirinya sudah terjadwalkan untuk menjalankan operasi serta umur yang sudah melampaui batas dalam memangku Pesantren Tebuireng Jombang. 
 
Kontributor: Misbachul Munir
Editor: Abdul Muiz