Daerah

Hadapi Tahun Politik MUI Bojonegoro Bikin Halaqoh

NU Online  Ā·  Sabtu, 14 Desember 2013 | 07:00 WIB

Bojonegoro, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bojonegoro menggelar halaqoh di hall hotel Dewarna Jalan Veteran Bojonegoro, Jawa Timur Senin dan Selasa (9-10/12). Kegiatan tersebut untuk membaca tahun politik dan Pemilu 2014.
<>
Salah seorang narasumber halaqoh, Imam Mawardi, memaparkan terkait empat pilar yang perlu dijaga, agar situasi tetap kondusif diantaranya negara, media, sosial society, dan pemilik modal. MUI sebagai sosial sosietyny, harus berupaya mencerdaskan umat melalui peran tokoh-tokoh informal di masyarakat.

Dosen IAIN Sunan Ampel Surabayamengharapkan MUI Bojonegoro mampu memberikan pencerahan dan meredam ketegangan politik dan budaya. Agar para kiai dan ulama mengetahui.

"Jangan terjebak kepada kepentingan politik sesaat, ada banyak orang yang akan datang rata-rata itu yang menjadi provokator, untuk kepentingan sesaat," kata Imam.

Lebih baik, lanjut Imam menjelaskan, memihaklah pada kebijakan lokal yang terjalin agar selamat.

Kegiatan halaqoh ini merupakan upaya MUI untuk menjadi mediator, agar mampu meredam dan meminimalisir konflik menjelang pemilu 2014, di Bojonegoro pada khususnya dan umumnya di Indonesia.

"Maka mengadakan penyadaran para ulama, peran dan potensi ulama pada umat yang akan datang. Jika itu berhasil, insya Allah pemilu juka akan aman, kita akan mendapatkan bonafit berupa kedamaian," sambungnya.

Menurutnya potensi konflik di Bojonegoro, sebenarnya tidak begitu tinggi dibanding tempat lain. Ada potensi konflik internal agama, tetapi tidak begitu berat. Hanya konflik sosial ekonomi itu agak diprediksi agak menajam, karena kepentingan ekonomi dari para pemilik modal.

"Jika empat pilar goncang, yakni negara, civil society, pemilik modal dan media massa, maka akan goncang," terangnya.

Ditambahkan pula, melihat pemilik modal akan sangat mempengaruhi, sementara peran media di Bojonegoro relatif bagus dan tidak memihak. Tetapi pemilik modal akan mempengaruhi yang lain. Civil society jua akan dipengaruhi pemilik modal.[Yazid/Abdullah Alawi]

Hadapi Tahun Politik MUI Bojonegoro Bikin Halaqoh

Ā 

Bojonegoro, NU Online

Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bojonegoro menggelar halaqoh di hall hotel Dewarna Jalan Veteran Bojonegoro, Jawa Timur Senin dan Selasa (9-10/12). Kegiatan tersebut untuk membaca tahun politik dan Pemilu 2014.

Ā 

Salah seorang narasumber, Imam Mawardi, memaparkan terkait empat pilar yang perlu dijaga, agar situasi tetap kondusif diantaranya negara, media, sosial society, dan pemilik modal. MUI sebagai sosial sosietyny, harus berupaya mencerdaskan umat melalui peran tokoh-tokoh informal di masyarakat.

Ā 

Dosen IAIN Sunan Ampel Surabayamengharapkan MUI Bojonegoro mampu memberikan pencerahan dan meredam ketegangan politik dan budaya. Agar para kiai dan ulama mengetahui.

Ā 

"Jangan terjebak kepada kepentingan politik sesaat, ada banyak orang yang akan datang rata-rata itu yang menjadi provokator, untuk kepentingan sesaat," kata Imam.

Ā 

Lebih baik, lanjut Imam menjelaskan, memihaklah pada kebijakan lokal yang terjalin agar selamat.

Ā 

Kegiatan halaqoh ini merupakan upaya MUI untuk menjadi mediator, agar mampu meredam dan meminimalisir konflik menjelang pemilu 2014, di Bojonegoro pada khususnya dan umumnya di Indonesia.

Ā 

"Maka mengadakan penyadaran para ulama, peran dan potensi ulama pada umat yang akan datang. Jika itu berhasil, insya Allah pemilu juka akan aman, kita akan mendapatkan bonafit berupa kedamaian," sambungnya.

Ā 

Menurutnya potensi konflik di Bojonegoro, sebenarnya tidak begitu tinggi dibanding tempat lain. Ada potensi konflik internal agama, tetapi tidak begitu berat. Hanya konflik sosial ekonomi itu agak diprediksi agak menajam, karena kepentingan ekonomi dari para pemilik modal.

Ā 

"Jika empat pilar goncang, yakni negara, civil society, pemilik modal dan media massa, maka akan goncang," terangnya.

Ā 

Ditambahkan pula, melihat pemilik modal akan sangat mempengaruhi, sementara peran media di Bojonegoro relatif bagus dan tidak memihak. Tetapi pemilik modal akan mempengaruhi yang lain. Civil society jua akan dipengaruhi pemilik modal.[Yazid/Abdullah Alawi]

Ā