Daerah

Hadiri Rakercab Cilacap, Gus Solah Sampaikan Aturan Main GP Ansor

Sab, 20 Maret 2021 | 22:00 WIB

Hadiri Rakercab Cilacap, Gus Solah Sampaikan Aturan Main GP Ansor

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah H Solahudin Aly (Gus Solah) mengatakan, Ansor memiliki perangkat organisasi yang lengkap berupa struktur kepengurusan dari tingkat pusat hingga tingkat ranting atau desa. (Foto: istimewa)

Cilacap, NU Online

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah H Solahudin Aly atau akrab dipanggil Gus Solah, menyampaikan beberapa pesan penting saat membuka acara Rapat Kerja Cabang III Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Cilacap di MI Maarif 01 Muktisari Gandrungmangu, Sabtu (20/3).  

 

Pesan tersebut terutama tentang pentingnya menyelenggarakan organisasi dengan menerapkan aturan main yang berlaku di lingkungan organisasi GP Ansor. Beberapa di antaranya, Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT), Peraturan Organisasi (PO), dan Keputusan-keputusan lain yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah maupun Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor.

 
Dalam pidatonya, Gus Solah mengawali dengan mengutip sebuah petuah Nabi Muhammad SAW, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya.

 

"Di Gerakan Pemua Ansor, untuk menjadi orang yang bermanfaat, tidak harus menunggu memiliki pendidikan formal yang tinggi, tidak harus menunggu status sosialnya mapan, tidak harus memiliki jabatan penting. Semua orang memiliki kesempatan yang sama  apapun latarbelakang pendidikan dan ekonominya untuk mendapat predikat sebaik-baik manusia," kata Gus Solah.

 

Ansor hari ini, lanjut dia, merupakan organisasi kepemudaan besar yang memiliki posisi strategis dalam pembangunan. Bagaimana tidak besar? Ansor memiliki perangkat organisasi yang lengkap berupa struktur kepengurusan dari tingkat pusat hingga tingkat ranting atau desa.

 

Kebesaran tersebut akan mendatangkan banyak manfaat. Baik untuk Ansor itu sendiri maupun untuk pihak lain. Jika  para pelaku organisasinya, para kadernya berkomitmen dengan sungguh-sungguh untuk mentaati dan melaksanakan aturan yang ada.

 
"Kebesaran kalau tidak dikelola dengan baik itu sebuah malapetaka, sehingga penting untuk taat aturan dan taat komando," tegas Gus Solah.

 
Gus Solah juga menganalogikan GP Ansor dengan sebuah barisan dalam aktivitas baris berbaris. Menurutnya, GP Ansor tidak lain adalah sebuah barisan. Untuk mewujudkan barisan yang indah dan mendatangkan kebaikan, maka semua yang berada dalam barisan tersebut harus kompak.  

 

Jika barisan yang paling depan mengawali langkah dengan kaki kanan, maka semua orang yang berada di belakangnya juga harus mengawali langkah dengan kaki kanan. 

 

Jika ada yang tidak kompak, lantas bagaimana menyikapi? Soal ini, Gus Solah melanjutkan penjelasannya dengan memberikan dua pilihan yang tegas dan tidak abu-abu. Apakah memilih untuk mempertahankan kader tersebut atau memilih untuk mempertahankan barisan?


"Jika yang kita inginkan adalah barisan tetap eksis dan terjaga kekompakannya maka sikap yang harus diambil yaitu jangan segan-segan untuk mengeluarkan orang yang tidak kompak tersebut dari barisan. Sebaliknya, jika sikap kita tetap mempertahankan anggota yang tidak kompak tersebut, tinggal menunggu waktu saja barisan tersebut akan bubar, karena isinya adalah orang-orang yang tidak kompak," kata dia.

 

Selain analogi tersebut, dihadapan 67 peserta rapat, yang berasal dari 24 Ketua PAC dan Satkoryon serta para pengurus PC GP ANSOR Cilacap, Gus Solah melanjutkan pidatonya. Menurutnya, pintu pertama untuk memperbaiki pengelolaan organisasi, agar sesuai dengan aturan main dan komando pimpinan adalah melalui pintu bernama kaderisasi.

 

Gus Solah masih meneruskan pidatonya dengan penuh semangat. Menurutnya, sebagai pimpinan organisasi, harus selektif dalam melakukan rekrutmen peserta kegiatan kaderisasi. Kaderisasi dilaksanakan dalam rangka untuk mempersiapkan generasi selanjutnya, bukan hanya sebatas kegiatan seremonial dan buang-buang energi. 


Kebijakan PW GP Ansor Jawa Tengah yang terbaru di bidang kaderisasi adalah keharusan melakukan screening peserta sebelum pelaksanaan PKD maupun Diklatsar Banser. Juga, keharusan untuk lulus PKD selama dua bulan terlebih dahulu, bagi calon peserta  Diklatsar Banser. 

 

Secara pribadi, Gus Solah juga sepakat jika setiap peserta harus membayar registrasi pendaftaran ketika akan mengikuti kegiatan kaderisasi. Kesediaan calon peserta untuk membayar registrasi juga bagian dari screening, untuk melihat kesungguhan dan kesediaan peserta dalam berkorban untuk organisasi, baik peserta PKD maupun Diklatsar Banser.

 

Pada tahun 2021 ini PC GP Ansor Cilacap merencanakan akan menggelar PKD sedikitnya sebanyak 17 kali, dan Diklatsar sebanyak empat kali.

 

Kontributor: Naeli Rokhmah
Editor: Kendi Setiawan