Daerah

Haflah Akhirussanah, Santri Futuhiyyah Pentaskan Absurditas Masyarakat Modern

Kam, 5 Mei 2016 | 09:05 WIB

Demak, NU Online
Teater Fatah siap meriahkan acara Muwada’ah, Khatmil Qu’ran wa Khatmil Kutub Pesantren Futuhiyyah, Mranggen Kabupaten Demak. Dalam produksinya yang ketujuh ini, Teater Fatah menggarap lakon yang berjudul Teror Dari Neraka karya Khoir Al-Faroli yang juga alumni Futuhiyyah.

Pentas yang akan digelar pada Jumat (13/5) malam di halaman pesantren Futuhiyyah merupakan rangkaian acara tahunan Pesantren Futuhiyyah. Teater Fatah sendiri merupakan wadah untuk memberikan pembelajaran tentang seni berteater bagi para santri.

Selain memberikan hiburan di akhir acara “muwada’ah, khatmil Qu’ran wa khatmil kutub,” teater ini juga bertujuan untuk menyalurkan jiwa seni para santri. Kelak, akan lahir seorang santri yang andal berdakwah lewat seni," ujar Ketua Panitia Muwadaah, Khatmil Qur’an wa Khatmil kutub Agus Salim.

Lakon ini mengisahkan seorang penulis yang sedang membuat novel tentang kehidupan sastrawan dan keruntuhan kerajaan Setan. Bagaimana seorang sastrawan harus menjalani pahit getirnya kehidupan yang fatamorgana? Apakah kementerengan dan hal-hal yang bersifat materi lainnya dibutuhkan dalam hidup? Apakah untuk mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup harus diukur berdasarkan materi saja? Apakah untuk mencapai sebuah tujuan mulia harus dengan jalan pragmatis dan dengan cara-cara pemaksaan atau kekerasan?

Menurut Sutradara Teater Fatah Abdul Chanan, dari perspektif tasawuf modern lakon kali ini mengilustrasikan kehidupan masyarakat modern dengan segala kementerengannya. "Ada banyak adegan yang akan menjadi kejutan nantinya. Melalui lakon ini, kita akan disadarkan bahwa kehidupan manusia abad ke-20 ini kering dari nilai-nilai spiritualitas. Dan tentunya banyak juga adegan komedi yang bakalan membuat para penonton tertawa," ujar Chanan.

Ketua Teater Fatah Ulin Nuha menyatakan kegembiraannya atas pengalaman yang didapatkan selama berlatih. “Banyak hal yang saya peroleh saat latihan, seperti; kedisiplinan dan konsentrasi. Kita harus mencoba menanggalkan kepribadian diri sendiri dan menjadi pribadi lain,” ujar Ulin Nuha.

Selain itu, acara akan dimeriahkan dengan sholawat bersama grup Al-Muqorrobin dari Kendal sebelum pentas dimulai. (Moch Syuhada’/Alhafiz K)