Daerah

Halalbihalal PWNU Aceh, Pererat Persaudaraan di Era Digital

Rab, 10 Mei 2023 | 11:00 WIB

Halalbihalal PWNU Aceh, Pererat Persaudaraan di Era Digital

Halalbihalal PWNU Aceh di Balee Al-Ihsan, Pango, Banda Aceh pada Senin (8/5/2023). (Foto: istimewa)

Banda Aceh, NU Online

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Aceh menggelar halalbihalal yang dihadiri pengurus PWNU Aceh, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Aceh, pengurus badan otonom (banom) NU. 
 

"Alhamdulillah, acara Halal Bihalal berjalan lancar dan acara ini merupakan momentum untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh hubungan kekeluargaan NU pasca merayakan Idul Fitri," ungkap Tgk Asnawi M Amin Sekretaris PWNU Aceh kepada NU Online, Senin (8/5/2023) di Balee Al-Ihsan, Pango, Banda Aceh.

 
Tgk Asnawi mengatakan adanya halalbihalal tersebut merupakan upaya untuk menjalin tali silaturahim antara anggota dan pengurus sehingga hubungannya dapat terus terjalin dan tidak terputus oleh perjalanan waktu.

 
Lebih lanjut, Tgk Asnawi  menjelaskan kegiatan itu di antaranya membahas tantangan dalam menghadapi era milenial yang mempengaruhi perluasan kaderisasi. Ia juga berharap distribusi kader dapat terlaksana dengan maksimal.
 

"Harapannya distribusi dan kontribusi kader wajib kita kuasai dalam rangka jihad Nahdlatul Ulama. Apakah dia di Ansor, PMII, Fatayat, IPNU dan banom NU lainnya tidak penting menjadi apa, tapi penting bisa melakukan apa dan berkontribusi untuk NU," imbuhnya.


Hadir dalam acara tersebut Ketua Tanfidziyah PWNU Aceh Tgk H Faisal Ali, Rais Syuriyah PWNU Aceh Tgk H Nuruzzahri (Waled NU) dan beberapa pengurus lainnya.
 

Waled NU menyampaikan bahwa halalbihalal merupakan cikal bakal silaturahmi bangsa yang digagas oleh KH Wahab Chasbullah pada tahun 1958 sebagai upaya mempersatukan tokoh-tokoh bangsa pada saat itu.


"Kita tidak boleh lupa bahwa pengagas halalbihalal merupakan orang NU, yakni KH Wahab Chasbullah, di mana dengan halalbihalal ini bisa menjalin silaturahim kebangsaan, mempersatukan tokoh-tokoh bangsa pada saat itu," katanya.


Sebagai warga NU, menurutnya, sudah selayaknya meneruskan tradisi yang digagas pendiri NU itu. Meskipun saat ini, halalbihalal sudah menjadi milik bangsa Indonesia, tetapi warga NU berkewajiban untuk melestarikan dan melaksanakan.


Waled NU dalam arahannya mengajak warga Nahdliyin momentum halalbihalal untuk terus menjaga ukhuwah dan persatuan dalam masyarakat di tengah banyaknya perbedaan di era digital seperti saat ini.
 

"Era digital seperti saat ini sangat penting menjaga kesatuan dalam masyarakat serta peran penting keterlibatan aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan sebagai sarana untuk mewujudkan hal tersebut," terang alumni Dayah MUDI Samalanga itu.


Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga itu mengajak ribuan Nahdliyin untuk menjaga sikap moderat NU dalam urusan khilafiyah agar persaudaraan (ukhuwah) tetap tercipta di dalam berkehidupan di antara sesama umat Islam, sesame bangsa Indonesia, dan manusia.


Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Syakir NF