Daerah

Haul, Cara Merawat Peninggalan Sejarah Penyebar Islam

Rab, 31 Juli 2019 | 03:00 WIB

Haul, Cara Merawat Peninggalan Sejarah Penyebar Islam

Haul Pangeran Sedo Laut, Rembang

Rembang, NU Online
Penyebaran Islam di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah tidak bisa dilepaskan dari peran salah satu pemimpinnya di masa lampau, Raden Tumenggung Pratiknoningrat atau lebih dikenal dengan Pangeran Sedo Laut. 
 
Hal ini sebagaimana diutarakan oleh ketua panitia Haul Pangeran Sedo Laut, M Tijani Abu Na'im saat memberikan sambutannya dalam kegiatan yang digelar pada Senin (29/7) di belakang Masjid Agung Rembang Jawa Tengah.
 
"Peringatan haul ini merupakan salah satu cara untuk merawat tradisi Islam Nusantara dan juga untuk merawat peninggalan sejarah dari penyebar Islam, dalam hal ini adalah Pangeran Sedo Laut," ujar pria yang juga merupakan salah satu penggerak Laskar Pangeran Sedo Laut ini.
 
"Salah satu jasanya adalah adanya Masjid Agung Rembang ini," tambahnya.
 
Dikatakan, selain dikenal sebagai seorang pemimpin atau umara, Pangeran Sedo Laut juga merupakan seorang guru ngaji, ulama. "Selain kesibukan sebagai bupati, beliau juga seorang guru ngaji. Beliau mengajar ngaji di Masjid Agung Rembang. Tak hanya itu, beliau juga terkenal sebagai tokoh yang merakyat," tukasnya.
 
Wakil Bupati Rembang, H Bayu Andriyanto, yang hadir dan memberikan sambutan memberikan apresiasi atas diselenggarakannya kegiatan haul ini, terlebih lagi kegiatan ini hampir berbarengan dengan hari lahir Kabupaten Rembang ke-278.
 
Menurutnya, jika sesuatu perkara memiliki niat yang bagus akan mendapatkan hasil akhir yang bagus pula.
 
Selain itu, Pak Bayu, sapaan akrabnya juga mengajak masyarakat untuk turut merawat peninggalan sejarah yang ada di Rembang. Hal ini bertujuan untuk menjaga generasi muda dari risiko buta akan sejarah.
 
"Bangunan ini bernilai sejarah sehingga harus dirawat. Tujuannya adalah supaya anak-anak tidak buta akan sejarah. Untuk itu, Pemerintah Rembang sudah menganggarkan untuk perawatan bangunan sejarah ini," ungkapnya.
 
KH Zakaria Al-Anshori yang merupakan perwakilan nadhir Masjid Agung Rembang mengatakan bahwa kadar kecintaan pada Rasulullah tergantung dari kecintaan pada para salafus shalih, para ulama, dan para penyebar Islam terdahulu. Atas dasar ini, ia mengatakan bahwa memperingati haul dari para ulama dan penyebar Islam hukumnya adalah fardlu ain.
 
"Kadar kecintaan kita pada Rasulullah tergantung dari bagaimana kita mencintai para salafus shalih, para ulama, dan para penyebar Islam. Maka dari itu, hukum memperingati haul mereka adalah fardlu 'ain," tegasnya.
 
"Kalau kita menginginkan keberuntungan di dunia dan akhirat, maka ingatlah jasa para ulama kita," imbuhnya.
 
Dalam kesempatan itu, dirinya berharap agar Laskar Pangeran Sedo Laut bisa membentuk tim yang nantinya akan mencari sejarah mengenai Pangeran Sedo Laut, sehingga Kabupaten Rembang bisa memiliki buku sejarah sendiri.
 
"Kami juga berharap agar Laskar Pangeran Sedo Laut bisa membuat tim pengumpul sejarah yang nantinya bisa membuat buku sejarah bagi kota tercinta ini," pungkasnya.
 
Hadir dalam kegiatan ini Bupati Rembang, KH Abdul Hafidz, Wakil Bupati Rembang H Bayu Andriyanto, KH Zakaria Al-Anshori, KH Chatib Mabrur, KH Ahmad Zamroni, KH Athoillah Muslim, segenap pengurus Masjid Agung Rembang, dan beberapa tokoh masyarakat setempat. (Hanan/Muiz)