Daerah

Hiburan Komplit Ki Ageng Anjang-Anjang Semarakan Wisuda Santri Al Falah Brebes

NU Online  ·  Rabu, 17 Mei 2017 | 16:56 WIB

Brebes, NU Online
Ribuan santri Pondok Pesantren Al Falah Salafiyah Jatirokeh, Songgom Kabupaten Brebes dibuat hanyut dalam irama sholawat grup musik Ki Ageng Anjang-Anjang. Para santri menikmati setiap alunan sholawat yang diiringi 5 penari sufi. 

Kolaborasi rebana, gending Jawa hingga musik aliran rock, menjadikan nuansa malam wisuda purna dan Khotmil Qur’an siswa SMP Bustanul Ulum NU dan SMK Bhakti Utama NU benar-benar menyatu dalam kedamaian, sekaligus bercampur semarak.

“Kami ingin memperkenalkan pada santri bagaimana agar bisa menikmati sholawat lewat iringan musik kolaborasi Islami,” tutur pengasuh Ponpes Al Falah Salafy, Faqih Maskumambang, Rabu (17/5) malam.

Grup sholawat asal Pekalongan ini menyuguhkan belasan sholawat antara lain Ya Nabi Sholi Ala dengan arasemen gundul gundul pacul diirigi gending Jawa. Pantun pitutur dengan irama rock, Al Kholiliyah Sluku Sluku Bathok Doa, Sing Keri Dicokot Boyo, Istighfar dan lain-lain.

Disela melantumkan tembang, pimpinan Ki Ageng Anjang-Anjang, Muhtarom yang dikenal dengan guyonannya memberi nasihat seperti santri itu harus menjadi “Generasi Josss” yang dimaksud adalah “Ojo ora sholat, sholawat dan shodaqoh . “Dengan sholawat, maksiat minggat (pergi), urip (hidup) manfaat walaupun hanya makan brekat,” ujarnya disambut tawa hadirin. 

Menurutnya, santri harus menganut long live education termasuk dengan diterapkannya full day school agar pendidikannya sempurna. Menyongsong Ramadhan, lanjutnya, santri harus waspada dengan "premium" yakni prei (libur) makan dan minum. 

Salah seorang santri, Moh Yaul Fahmi mengaku senang belajar di pesantren. Menurutnya, belajar di pesantren itu seperti berlayar ke samudra luas. Lulus sekolah bukan berarti berhenti mencari ilmu tetapi agar tumbuh lebih dewasa dan memantapkan langkah ke depan.

Kepala SMP Bustanul Ulum NU, Muhammad Abud Abdad Jangki Dausat menjelaskan, sebanyak 75 santri telah melakukan khotmil Qur'an. Sedangkan yang diwisuda sebanyak 96 siswa SMP dan 115 SMK BU NU dari bidang keahlian otomotif, teknik komputer jaringan dan farmasi.

Gus Abud, demikian sapaan akrabnya, menandaskan bahwa sekolah dan mondok di Al Falah Salafiyah bukannya untuk dicetak menjadi kiai. Tetapi lebih dari itu, yakni mencetak khoerul ummat (menjadikan umat terbaik). 

Gus Abud menambahkan, SMP BU NU merupakan sekolah pertama di Songgom yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK), dan menjadi satu-satunya sekolah yang mendapatkan akreditasi A di Songgom. 

Untuk itu, lanjutnya, para santri harus bangga karena berkat keteguhan santri menjadikan pondok makin berprestasi dan kuat. “Kami sangat bangga dengan para santri untuk itu jangan putus asa, mondok ya minimal 10 tahun agar membawa manfaat di masyarakat,” pungkasnya. (Wasdiun/Zunus)