Daerah

IAIN Pontianak Gelar Lokakarya Nasional Redam Konflik 

Sel, 5 November 2019 | 14:00 WIB

IAIN Pontianak Gelar Lokakarya Nasional Redam Konflik 

Workshop resolusi konflik dan mediasi IAIN Pontianak. (Foto: NU Online/Khusnul Khotimah)

Pontianak, NU Online
Demi merawat harmoni dan perdamaian, Ridwan Rosdiawan selaku Ketua Program Studi Agama (SAA) mewacanakan kegiatan workshop resolusi konflik dan mediasi dengan tema Trend Baru Peta Konflik dan Dialog sebagai Resolusi Strategis
 
Kepada media ini, Ridwan Rosdiawan mengatakan bahwa kegiatan ini akan dilangsungkan selama dua hari yakni Jumat hingga Sabtu (8-9/11) di aula Syeikh Abdul Rani, Institute Agama Islam Negeri Pontianak, Kalimantan Barat. . 
 
"Sebagai Prodi SAA, kami wajib menyediakan dan menfasilitasi pengetahuan dan skill, memberdayakan kerja sama yang erat dengan pemangku kepentingan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB ), organisasi pemuda lintas agama, penggiat perdamaian serta bekerja sama dengan lembaga nasional yang terkait,” katanya, Selasa (5/11).
 
Menurutnya melalui acara ini kerja sama antar semua elemen akan terjalin syiar yang lebih besar itu ialah ajakan untuk merawat harmoni dan perdamaian, dengan mewacanakan antisipasi kemungkinan-kemungkinan disintegrasi perpecahan yang akan terjadi.
 
Umumnya ialah lembaganya berusaha menyosialisasikan semangat merajut harmoni dan perdamaian dengan kewaspadaan terhadap ancama-ancaman perpecahan, memberikan informasi pengetahuan dan skill dalam merawat harmoni serta memediasi konflik dengan melatih kemampuan resolusi konflik.
 
“Targetnya adalah mahasiswa dan pemuda penggerak penggiat perdamaian," ungkapnya.
 
Acara ini telah dipersiapkan matang oleh Prodi SAA dengan melibatkan sejumlah komunitas penjunjung perdamaian. Di antaranya ialah FKUB Provinsi Kalimantan Barat, Lakpesdam PBNU serta beberapa elemen organisasi penggerak perdamaian yang lain.
 
“Harapan kami, dalam jangka pendeknya ialah terjalinnya jaringan kerja sama antarsemua elemen penggiat perdamaian dan harmoni serta bertambahnya pengetahuan dan skill,” jelasnya.
 
Sedangkan dalam jangka panjangnya diharapkan kegiatan bisa meningkatkan frekuensi kerja sama lintas elemen. 
 
“Yakni dalam mewujudkan kebersamaan dalam keragaman, demi perdamaian Kalimantan Barat dan Indonesia,” ungkapnya.
 
 
Kontributor: Khusnul Khotimah
Editor: Ibnu Nawawi