Daerah

Idul Adha Mengajarkan untuk Kian Cinta Keluarga

Ahad, 11 Agustus 2019 | 10:30 WIB

Idul Adha Mengajarkan untuk Kian Cinta Keluarga

Anak shalih dan shalihah akan menjadi kebanggaan orang tua.

Kubu Raya, NU Online
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa Idul Adha. Salah satunya adalah bagaimana menjalankan amanah sebagai bagian dari keluarga. Istri, suami dan anak hendaknya menyadari peran masing-masing sehingga lahir generasi yang diharapkan.
 
Penegasan ini disampaikan Ustadz Abdurrahman Hamsy saat menjadi khatib di Masjid Al-Jinan, Desa Madu Sari, Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Ahad (11/8). Lokasi masjid berada  di Jalan Parit Bunga Baru Rt 02/01 dan masih dalam proses perbaikan.
 
Dalam pandangannya, bulan Dzulhijjah banyak memberikan pelajaran. “Salah satunya betapa pentingnya  peran seorang ibu yang begitu besar jasanya,” katanya. 
 
Sama halnya dengan peristiwa yang dialami ibunda Nabi Ismail Alaihi Salam yakni Siti Hajar. “Begitupun tugas kita dalam kehidupan sehari hari sudahkah kita benar-benar mencintai anak anak kita,” ungkapnya. 
 
Yang harus menjadi perhatian adalah pendidikan yang penuh kasih sayang. “Hal tersebut demi terbentuknya akhlakul karimah dari anak-anak kita,” ungkapnya. Dari anak-anak yang dapat dibanggakan tersebut sehingga kelak di hari kiamat bisa menjadi penolong, lanjutnya.
 
Hal lain yang juga diingatkan khatib adalah menjadikan momentum hari raya ini untuk saling mempererat silaturahim. “Lakukan hal tersebut kepada sanak famili, tetangga serta kerabat kita,” pesannya.
 
Di sisi lain, bulan ini turut menyisakan duka mendalam. “Karena lima hari lalu kita berduka dengan kembalinya ke rahmatullah seorang tokoh nasional yang mendunia yakni KH Maimoen Zubair,” jelasnya. 
 
“Betapa sedihnya ditinggalkan ulama, karena kita sebagai umat yang taat dan patuh para pewaris Nabi Muhammad,” terangnya. Justru kalangan yang tidak pernah bersedih dengan kepergian ulama termasuk orang munafik, lanjutnya.
 
Pada kesempatan tersebut khatib turut mengingatkan akan pentingnya memilih putra terbaik sebagai pemimpin. Karena dalam waktu dekat Desa Madu Sari akan menggelar pemilihan kepala desa.
 
“Jangan sampai lagi kita saling bermusuhan karena berbeda pilihan. Dan diminta agar menghindari satu sama lain jangan saling menjelekkan dan tidak membuka aib siapapun,” ujarnya.
 
Setelah khatib selesai dan diakhir doa, jamaah berbondong bersalaman antri kepada tokoh sepuh yang hadir dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan doa bersama untuk sesepuh pendiri masjid dan kampung.
 
Imam Shalat Idul Adha dipimpin KH Mahrus dan Bilal Ustadz Ahmad Rolis. (Ulil Abshor/Maulidia/Ibnu Nawawi)