Daerah

Ikhtiar Pesantren Nurul Huda Surabaya Kembangkan Kewirausahaan

Sen, 8 Maret 2021 | 10:00 WIB

Ikhtiar Pesantren Nurul Huda Surabaya Kembangkan Kewirausahaan

Direktur utama KUN bersama Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda waktu mengenalkan produk kewirausahaan pesantren. (Foto: NU Online/Hisam Malik)

Surabaya, NU Online
Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Nurul Huda Surabaya, Jawa Timur kini memiliki lembaga usaha khusus yang diberi nama Komite Kewirausahaan Nurul Huda (KUN). Komite ini berdiri untuk mengembangkan usaha yang dimiliki pesantren agar bisa dikelola secara profesional dan menambah kas pesantren. Beberapa produk usaha yang sedang dikelola antara lain penjualan air mineral, berbagai jenis makanan atau catering, dan pakaian.
 
Direktur Utama KUN, Gus Ahmad Syauqi menjelaskan, pendirian KUN belum lama, baru sekitar dua bulan yang lalu. Sementara sejumlah pengelolanya semuanya dari kalangan santri.
 
Kepada para pengelola ia menekankan agar memegang empat nilai sekaligus menjadi pijakan yang dicerminkan kepada empat sifat Nabi Muhammad SAW. Nilai-nilai itu penting dimiliki oleh setiap orang yang sedang konsentrasi di bidang usaha.
 
“Pertama, pengurus KUN senantiasa dituntut memiliki integritas dalam melangkah sebagaimana sifat nabi yaitu shiddiq berkata benar, memiliki komitmen tinggi dan bertanggung jawab dalam melangkah,” ujarnya, Ahad (7/3).
 
Kedua, lanjut Dosen Universitas Airlangga Surabaya ini, para pengurus harus memegang profesionalisme dalam mengelola usaha-usaha pesantren itu. Sebagaimana sifat nabi yang kedua yaitu amanah dengan kepercayaan yang diberikan kepada orang-orang di sekelilingnya. Dalam konteks usaha adalah pembeli, pelanggan, dan lain sebagainya.
 
“Adapun nilai yang ketiga yaitu tranparansi, adanya keterbukaan dalam melakukan segala kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan sifat nabi yang berbunyi tabligh,” tuturnya.
 
Kemudian yang keempat adalah kerja cerdas. Dalam menjalankan usaha menurutnya, para pengelola tidak asal bekerja. Minimal, kata dia, harus ada perencanaan dan penuh dengan perhitungan di setiap langkah yang diambil. Hal ini sesuai dengan sifat nabi yang keempat yaitu fathanah.
 
“Empat nilai tersebut meskipun belum bisa kita lakukan secara sempurna, setidaknya kita bersama tim punya pijakan, punya nilai yang bisa menjadi acuan dalam setiap mau melangkah. Semoga para pengurus diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan amanah,” ucapnya.
 
Sementara itu, Hudaifatul Adawiyah, salah seorang pengurus KUN mengatakan, gerakan ekonomi pesantren melalui bidang kewirausahaan ini menjadi salah satu peluang baginya selaku alumni untuk mengabdi kepada pesantren agar terus menebar dan menambah nilai kemanfaatan kepada masyarakat.
 
“Meskipun kami khususnya saya yang belum profesional banget dalam berwirausaha, akan mencoba dan terus mencoba bersama tim untuk yang melakukan yang terbaik,” katanya.
 
Penanggung jawab sekretariat dan Bendahara Umum KUN ini berharap, dirinya bersama tim bisa menjadi lebih produktif dalam mengabdi melalui jalur pengembangan sektor usaha ini.
 
“Semoga pesantren yang di bawah bimbingan KH Abdurrahman Navis ini bisa terus berkembang dan maju dalam memberikan manfaat untuk masyarakat,” harapnya. 
 
Kontributor: Hisam Malik
Editor: Syamsul Arifin