Daerah

Ingin Shalat Tarawih Khusyu? Matikan Pengeras Suara!

Sen, 6 Juni 2016 | 19:01 WIB

Probolinggo, NU Online
Mustasyar PCNU Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin meminta segenap umat muslim, utamanya warga NU untuk mengerjakan segala amalan di bulan suci Ramadhan dengan khusyu. Terlebih dengan pelaksanaan sholat tarawih.

“Selama ini terkesan sholat Tarawih dikerjakan dengan cepat dan seolah-olah balapan antara tempat yang satu dengan yang lain. Hal ini tentunya dikhawatirkan akan mengurangi kekhusyuan,” katanya, Senin (6/6).

Menurut Hasan, biasanya sholat tarawih ini dilakukan dengan cepat karena ingin cepat selesai. Apalagi jika mendengar tempat sebelahnya sudah sholat witir, pasti akan tambah cepat. Terlebih jika makmumnya adalah para anak-anak muda.

“Setelah saya amati dengan seksama, ternyata hal itu dikarenakan adanya speker (pengeras suara). Jika tempat sebelahnya terdengar sudah witir, maka imam pastinya agak cepat baca suratnya. Solusi yang ingin saya tawarkan, saat sholat taraweh matikan dulu spekernya. Nanti nyalakan lagi setelah mau tadarus Al-Qur’an,” jelasnya.

Hasan menyampaikan bahwa sholat taraweh ini harus dilakukan dengan tuma’ninah dan khusyu. Meskipun agak cepat, tetapi imam dan makmum tidak boleh melupakan tuma’ninah. “Terkadang saat imam selesai baca Al-Fatihah makmum menjawab Amin dengan keras seperti dibentak,” terangnya. 

Oleh karena itu Hasan meminta kepada segenap imam masjid dan mushola untuk memberikan proses pembelajaran kepada anak muda bagaimana menunaikan sholat dengan khusyu. “Marilah berikan contoh yang baik bagi anak muda,” tambahnya.

Lebih lanjut Hasan mengharapkan agar umat muslim, terutama di Kabupaten Probolinggo bisa mengisi bulan suci Ramadhan ini dengan kegiatan-kegiatan ibadah. “Inilah bulan suci yang penuh dengan berkah dan ampunan. Semoga kita mampu mengisi bulan penuh rahmat ini dengan sebaik-baiknya dan kembali fitrah saat hari raya Idul Fitri,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Zunus)