Daerah

Ini Alasan Kenapa Ngaji Ihya Ulumiddin Karya Al-Ghazali Tidak Berurutan

NU Online  ·  Ahad, 2 Juli 2017 | 03:02 WIB

Pringsewu, NU Online
Mustasyar MWCNU Ambarawa Kabupaten Pringsewu KH Muhammad Dalhar yang rutin mengajarkan Kitab Ihya Ulumiddin di kediamannya menuturkan beberapa keunikan saat mengajarkan kitab ini kepada santrinya. Salah satunya adalah dengan tidak mengajarkan kitab tersebut secara berurutan dari bagian awal.

"Saya selalu mengajarkannya tidak dari jilid satu tapi dari jilid dua, empat lanjut ke jilid satu dan tiga," kata kiai yang juga rutin membaca Kitab Ihya Ulumuddin setiap Jumat di Masjid Jami Pengaleman ini, Jum'at (30/6).

Hal ini dilakukannya karena dari berbagai pengalamannya di pesantren di mana ia mengaji, para masayikh juga melakukan hal serupa.

"Kalau ngajinya berurutan biasanya tidak bisa selesai sesuai target ataupun terkadang ada hal-hal aneh yang terjadi," kata alumnus Pesantren Tegalrejo Magelang ini.

Salah satunya Ia menceritakan kisah di mana para santri didatangi makhluq ghaib yang mencekik leher para santri saat mengaji Kitab Ihya Ulumuddin secara berurutan dari awal. (Muhammad Faizin/Alhafiz K)