Daerah

Ini Alasan Mengapa Madrasah di Ma'arif Lestarikan Tawassul Hadapi UN

NU Online  ·  Ahad, 24 Februari 2019 | 03:00 WIB

Ini Alasan Mengapa Madrasah di Ma'arif Lestarikan Tawassul Hadapi UN

Pelajar MI se Mojoagung Jombang rutin gelar tawassul dan istighotsah

Jombang, NU Online
Segala persiapan telah dilakukan madrasah naungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Jombang, Jawa Timur menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Baik usaha dzahir maupun usaha batin tak berhenti dilakukan.

Seperti yang terlihat ribuan siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Mojoagung, Jombang naungan LP Ma'arif di Pesarean Sayyid Sulaiman Mojoagung Sabtu (24/2). Mereka bertawassul dengan menggelar istighotsah dan doa bersama guna mendekatkan diri kepada Allah SWT menghadapi UNBK.

Kegiatan yang dimotori Kelompok Kerja Kepala Madrasah Ibtidaiyyah (KKKMI) Mojoagung sebagai persiapan dalam menyongsong UNBK ini dihadiri ribuan siswa-siswi dari jumlah total 17 MI dalam naungan LP Ma'arif Mojoagung.

Pengawas MI Kecamatan Mojoagung, Siti Salamah Sya'adah mengungkapkan, kegiatan itu sebagai usaha meningkatkan spiritual anak didik agar dimudahkan menghadapi UNBK.

Menurut dia, usaha dzahir dan usaha batin seperti berdoa dan tawassul melalui makam para ulama memang harus seimbang. Ini pula adalah kunci sukses dari apa yang diharapkan siswa-siswi.

"MI menjadi percontohan sebab sudah mampu memberikan yang terbaik dalam olimpiade lomba sains yang dilaksanakan oleh Dinas beberapa waktu lalu. Itu semua berkat proses pembelajaran yang seimbang antara usaha dzahir dan usaha bathin seperti berdoa. Begitu juga harus imbang dalam menghadapi UNBK ini," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Pendidikan Agama Islam yang diwakili H Hadi Saefuddin berharap dalam menghadapi UNBK guru, murid dan wali murid harus kompak, dalam mendorong proses belajar.

Ia juga mendorong selain melestarikan budaya tawassul, siswa-siswi juga hendaknya berpuasa sunnah Senin dan Kamis. Ini penting dilakukan untuk semakin meningkatkan spiritual mereka.

Namun demikian ia menegaskan, bahwa UN bukan tujuan dari pendidikan, melainkan hanyalah salah satu alat ukur kemampuan siswa-siswi terhadap penguasaan materi ajar.

"Tujuan pendidikan ada tiga, pertama menjadi kreatif, kedua mampu memecahkan masalah,  ketiga mampu mengubah perilaku menjadi akhlaqul karimah," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Kerja MI, Ngateman juga berharap kegiatan tawassul ini bisa menjadi tradisi dalam menanamkan nilai dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah.

Hadir pada kesempatan ini ribuan siswa-siswi kelas 6, guru-guru MI, pengawas pendidikan dan perwakilan kepala Pendidikan Agama Islam Jombang. (Syamsul Arifin/Muiz)