Daerah

Ini Cara JQHNU Sidoarjo Siapkan Kafilah MTQ Tangguh

Sel, 5 Januari 2016 | 07:03 WIB

Sidoarjo, NU Online
Ketua PC Jam'iyyatul Qurra' wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Sidoarjo, H Imam Mukozali mengatakan, strategi untuk menyiapkan Kafilah Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) yang tangguh di Kabupaten Sidoarjo agar bisa berjaya dikancah Provinsi sampai Nasional yakni dengan cara menggali potensi besar yang ada dari seluruh komponen keagamaan di Kabupaten Sidoarjo.<>

"Misalnya Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ), Madrasah Diniyah (Madin), Pondok Pesantren, Sekolah atau Rumah Tahfidz, Rumah Qori', dan potensi personal yang juga mempunyai peran sangat besar. Dari berbagai lembaga keagamaan yang ada di Kabupaten Sidoarjo bisa dikembangkan dan dioptimalkan pembinaannya ke arah penyiapan sumber daya manusia yang mumpuni sebagai wujud konkrit dari program yang sudah dicanangkan," kata Imam Selasa, (5/1).

MTQ di setiap daerah ditangani oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) yang mempunyai otoritas mengelola penuh terhadap pelaksanaan dan keberhasilan MTQ itu sendiri. Kalau visi dan misi ini dikembangkan tidak hanya pada tataran birokrasi tetapi melibatkan masyarakat secara menyeluruh, dan yang lebih spesifik lagi pada lembaga atau ormas yang mengelola dan mengembangkan syiar Al-Qur'an.

"Apabila seluruh kemampuan yang ada baik dari pihak pemerintah sebagai otoritas penguasa anggaran dan lembaga keagamaan bersatu padu, maka akan memunculkan kekuatan yang sangat besar. Ibarat filosofi sapu lidi bersatu akan menjadi kuat dan bermanfaat. Dengan kata lain pengelolaan pengembangan MTQ dikerjakan bersama antara pemerintah daerah dengan lembaga atau ormas Islam yang mempunyai visi dan misi sama sehingga bisa membuahkan hasil maksimal," ujarnya.

Kemampuan yang ada baik secara kelembagaan maupun pribadi perlu dicari dan diinventarisir sehingga bisa mendeteksi kemampuan yang ada. Penjaringan sejak dini dilakukan sebagai langkah untuk mencari bibit dalam Kafilah MTQ ke depan. Cara jitu yang dilakukan dalam penjaringan ini adalah dengan sering kali mengadakan event atau perlombaan serta kegiatan yang mendukung potensi tersebut. Dan tidak kalah pentingnya adalah penjaringan dilakukan dengan sangat obyektif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tanpa pilih kasih karena pertimbangan lainya.

Untuk mendapatkan bibit yang mumpuni, baik dan unggul harus dilakukan sejak dini dengan melibatkan seluruh komponen yang ada. Karena bibit yang unggul tidak bisa secara instan, tetapi harus dilakukan jauh-jauh sebelum ada kegiatan secara berkesinambungan. "Hal ini bisa kita lihat kesinambungan yang dilakukan di rumah-rumah tahfizh, rumah-rumah qori', sanggar kaligrafi, Pondok Pesantren, JQH dan lain-lain. Mereka sudah menyiapkan calon-calon Kafilah handal karena disiapkan sejak dini dengan fasilitas sangat sederhana," tambanhya.

Kalau potensi itu disinergikan dengan kemampuan anggaran yang ada dari pemerintah daerah, maka bukan mustahil potensi akan tambah lebih besar dan unggul. Bibit unggul itu menjadi tanggung jawab bersama dengan memakai tangan pemerintah daerah untuk mengelolanya. Perawatannya meliputi secara fisik dan nonfisik. Secara fisik terkait dengan bagaimana gizi, kesehatan dan kehidupan ekonomi seorang calon Kafilah. Secara non fisik atau aspek spiritual lebih dititik beratkan kepada memperkuat kemampuan rohani, mental dari seorang calon Kafilah MTQ.

Prestasi dari apapun keahliannya harus mendapatkan reward sesuai tingkat ptrestasi yang dihasilkan. Karena ini akan menjadi stumulus tersendiri bagi para pemenang. Tak terkecuali prestasi yang ditorehkan dari para kafilah MTQ diberbagai event. Dampak dari cara itu adalah besar terhadap kesungguhan para kafilah. Apabila itu dilakukan dengan baik dan perencanaan matang dari segi anggaran, maka akan merangsang para calon Kafilah untuk bersaing dengan sehat sebagai duta Kabupaten Sidoarjo ke event tingkat Provinsi maupun Nasional, serta mempunyai kemampuan dalam menerapkan nilai-nilai Al-Qur'an ditengah-tengah masyarakat yang sangat majemuk. (Moh Kholidun/Fathoni)