Daerah

Innalillahi, Ketua Mahasiswa Tarekat, KH Hamdani Muin Wafat

Ahad, 22 Desember 2019 | 08:30 WIB

Innalillahi, Ketua Mahasiswa Tarekat, KH Hamdani Muin Wafat

Ketua Umum Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) KH Hamdani Mu'in. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Semua dari Allah dan akan kembali padaNya. Ketua Umum Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) KH Hamdani Mu'in dipanggil Allah SWT pada Ahad (22/12) sekitar pukul 11.40 WIB di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Pimpinan Pondok Pesantren Ibrahimiyah Kaliwungu ini adalah salah satu penggagas berdirinya organisasi tarekat untuk para mahasiswa.
 
Atas berpulangnya sosok sederhana yang juga Dosen UIN Wali Songo ini, Pengurus Pusat MATAN menginstruksikan seluruh pengurus di Indonesia dan anggota MATAN untuk melaksanakan shalat ghaib dan tahlil selama 7 hari untuk almarhum.
 
"Menginstruksikan kepada seluruh sahabat MATAN Se-Indonesia untuk melaksanakan shalat ghaib dan tahlil selama 7 hari," demikian isi surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal MATAN Pusat Abdur Rosyid.
 
Kiai Hamdan Muin merupakan sosok yang dipilih langsung oleh Rais ‘Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya memimpin MATAN untuk kedua kalinya pada Muktamar XII Jatman di Pekalongan pada Januari 2018 lalu.
 
MATAN sendiri adalah satu gerakan spiritual pelajar untuk mewadahi para pelajar Indonesia agar tidak terjebak dengan gerakan radikal maupun liberal. MATAN mengedepankan spiritualitas dalam diri, seperti apa yang ada dalam ajaran tarekat.
 
MATAN adalah langkah meminimalisir adanya kekerasan yang mengatasnamakan agama. Para pelajar Islam di Indonesia juga diharapkan mampu selektif dalam bertindak dan memilih apa yang dibenarkan dalam agama dan apa yang merugikan orang lain. Dengan hal ini maka umat islam di Indonesia khususnya para generasi muda akan mengalami kemajuan intelektual dan berperadaban toleran serta selalu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
Selamat Jalan Kiai Hamdan Muin. Lahul Fatihah.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin