Sumenep, NU Online
Madrasah Aliyah Nasy'atul Muta'allimin Candi, Dungkek, Sumenep, Jawa Timur menyelenggarakan pelantikan Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Kegiatan dihadiri Pimpinan Cabang (PC) IPNU dan IPPNU Sumenep, serta Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Dungkek.
"Kita aktif dan ikut berperan di PK IPNU IPPNU adalah sebuah upaya untuk berusaha diakui sebagai santrinya Kiai Hasyim Asy'ari," kata Ainiyatur Rahmah, Rabu (5/9).
Ketua PC IPPNU Sumenep ini menegaskan bahwa keberadaan IPNU dan IPPNU sebagai garda terdepan untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) ini. "Pelajar atau siswa adalah harapan bangsa ini, karenanya tidak ada alasan untuk tidak selalu belajar,” urainya.
IPNU IPPNU adalah sebagai cermin atau miniatur dari NU di masa depan. “Diakui atau tidak, pastilah para generasi muda akan sampai pada masanya untuk menjadi pemimpin,” kata Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Dungkek.
"Lihatlah, IPNU dan IPPNU hari ini yang akan menjadi cermin NU sepuluh hingga dua puluh tahun mendatang,” kata KH Roji Fawaid Baidhawi yang juga menjadi penceramah pada pelantikan tersebut.
Baginya, tantangan saat ini sangatlah banyak, karenanya kader IPNU IPPNU tidak semata harus semangat menyelesaikan studi, tetapi juga melestarikan tradisi. “Seperti membaca kitab kuning yang telah menjadi tradisi di NU,” jelasnya.
“Tidak salah dan tidak dilarang kader NU untuk sekolah, tetapi harus diimbangi dengan belajar kitab kuning,” pesannya. Karena bukan hanya bisa mendapatkan gelar besar dan pemikiran terdepan, tetapi nilai-nilai NU dan spirit ritual keagamaannya harus diaplikasikan di tengah-tengah masyarakat, lanjutnya.
Dan itulah kelebihan kader IPNU maupun IPPNU yakni bisa memadukan ilmu agama dan umum. “Karena saat ini yang paling dibutuhkan adalah kecerdasan agama dan umum untuk menjawab perkembangan zaman," tegas KH Roji Fawaid Baidhawi.
Di akhir mauidhahnya, Kiai Roji mengingatkan bahwa pelajar sudah seharusnya optimis dan jangan terlalu pasrah dengan keadaan. “Karena seperti yang sudah sering kita dengar bahwa hasil tidak akan pernah menyia-nyiakan proses,” tandasnya.
Sebelum berakhir, doa dan harapan dipanjatkan MWC NU Dungkek agar IPNU IPPNU untuk terus belajar dan konsisten dalam komitmen mencerdaskan intektualitas dan spiritualitas dalam bingkai NU dan Aswaja. (Mahrus/Ibnu Nawawi)