Daerah

IPNU-IPPNU Bentuk Karakter Kader melalui Smart Camp Ramadhan

NU Online  ·  Ahad, 19 Mei 2019 | 22:00 WIB

IPNU-IPPNU Bentuk Karakter Kader melalui Smart Camp Ramadhan

Smart Camp Ramadhan PAC IPNU-IPPNU Puri, Mojokerto.

Mojokerto, NU Online
Smart Camp Ramadhan diadakan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) - Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Puri, Mojokerto, Jawa Timur. Kegiatan membekali kader akan pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah dan pendamalam akhlak selama Ramadhan. 

Acara dipusatkan di Padepokan Nurul Falah, Dusun Unggahan Desa Banjaragung, Kecamatan Puri yang berlangsung dari Sabtu  hingga Ahad (18-19/5). Terdapat empat materi yang disampaikan yaitu etika bersosmed, bahaya lisan, adab bergaul dengan berbagai golongan, dan the history of Islamic nusantara.

Mohammad Afif menyampaikan bahwasanya ada sejumlah hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan media sosial. “Dalam menyebarkan informasi, hendaknya kita harus berhati-hati dalam bersosial media. Jangan sampai informasi yang disampaikan menimbulkan hoaks,” kata Kepala Desa Banjaragung ini. 

Menurutnya, undang-undang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE) perlu diketahui. ”Agar lebih berhati-hati dalam penggunaan media sosial dan tidak terjerat hukum,” katanya, Ahad (19/5).

Selanjutnya di materi mengenai bahaya lisan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. “Hendaknya pembicaraan kita selalu diarahkan ke dalam kebaikan dan tidak membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagi diri kita maupun orang lain yang akan mendengarkan,” tandas bendahara Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Mojokerto ini.  

Ketua PAC IPNU Puri, Fahmi Aldien Assidiqiya mengatakan bahwa acara ini diprakarsai departemen jaringan pesantren dan sosial kemasyarakatan yang bertema Sharing Sarung Millennial. “Harapan kami kegiatan ini dapat terselenggara secara berkelanjutan selama bulan Ramadhan yang akan datang,”  kata Fahmi.

Pada materi ketiga dan keempat diisi Gus Kamal Rifki mengenai adab bergaul dengan berbagai golongan. “Bahwasanya berlaku tawadhu atau merendahkan diri kepada sesama Muslim lain hendaknya harus diperhatikan.  Jangan sampai menyombongkan diri terhadap orang sekitarnya dan jangan sampai menyinggung perasaan muslim lain sehingga tidak menimbulkan perpecahan,” terangnya.

Alumnus Al-Azhar Mesir ini juga menyampaikan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai sesuai misi rahmatan lil alamin. Adapun strategi penyebaran Islam di Nusantara dilakukan melalui jalur perdagangan, dakwah, perkawinan, pendidikan, dan islamisasi kultural. 

“Tokoh yang merupakan sentra penyebaran Islam di Nusantara ialah para ulama dan raja atau sultan. Di tanah Jawa, ulama penyebar Islam tergabung dalam wadah wali songo,” tutup Gus Kamal.

Nanda Bagus sebagai peserta menyambut baik kegiatan ini. “Kegiatan Smart Camp Ramadhan sangat berkesan bagi saya, Materinya dikemas dengan menarik sehingga sangat cocok untuk kalangan pemuda millenial terutama untuk kader IPNU IPPNU,” tandasnya. (Syaiful Alfuat/Ibnu Nawawi)