IPNU-IPPNU sebagai Bimbel Ideologi dan Kesuksesan

Semarang, NU Online
Badan otonom NU yang berkonsentrasi pada pengkaderan pelajar hingga kini masih terfokus pada pengembangan komisariat di sekolah bernaung LP. Ma’arif NU. Terungkap misalnya pada rapat Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Putri NU Jawa Tengah pada bahasan tak seimbangnya jumlah komisariat di LP. Ma’arif NU dan sekolah umum.
<>
Karena itu, mendirikan Pimpinan Komisariat masih menjadi usaha terdepan bagi masing Pimpinan Cabang (PC) di berbagai daerah. Di Kudus misalnya, terdapat Forum Komunikasi antar Pimpinan Komisariat (Forkapik) IPNU dan IPPNU yang dalam kegiatannya mengajak seluruh sekolah tingkat menengah atas. Forkapik menjadi semacam jurus untuk mengembangkan sayap PK hingga ke sekolah umum.

Hal demikian mendapat apresiasi dari Ketua Pengurus NU Jawa Tengah, KH. Abu Hafsin. Ia pun menghendaki agar IPNU-IPPNU tak berhenti mengakomodir pelajar Ma’arif, tapi juga pelajar sekolah umum. Bahkan IPNU-IPPNU diminta membuat forum semacam bimbingan belajar (bimbel) khusus bagi mereka.

“Jika IPNU dan IPPNU sudah bisa mengembangkan komisariat di sekolah-sekolah umum, malah bagus  dan justeru diharapkan bisa membuat bimbel. Jadi ada dua macam bimbel, yang pertama bimbel tentang ideologi ke-NU-an, agar pelajar di sekolah umum mapan ideologinya. Tidak terombang-ambing nantinya setelah lulus dan melanjutkan Perguruan Tinggi,” ujarnya saat ditemui NU Online di kantor PWNU Jawa Tengah, Semarang (2/5) lalu.

Bimbel yang kedua, menurut dia, yakni untuk kesuksesan belajar. “Nah, jadi itu kehendak saya selama ini untuk IPNU-IPPNU,” lanjutnya.

Kepada LP. Ma’arif, ia juga menitip pesan agar mampu mengakomodir para pelajar NU ke wadah banom, IPNU dan IPPNU di masing-masing daerah. “Untuk LP. Ma’arif, tolonglah, jaga anak-anak kita,” pintanya. (Istahiyyah/Abdullah Alawi)