Karanganyar, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah Mahmudi mengatakan, menzirahi makam pendiri organisasi merupakan bentuk takdzim sekaligus cara untuk mengenang jasa-jasa mereka.
Hal itu disampaikan kepada NU Online di sela-sela ziarah ke makam pendiri IPNU dan IPPNU di Yogyakarta, Ahad (10/3) kemarin. "Ini kami lakukan untuk menyambung sanad organisasi, serta mengharap limpahan berkah dari mereka berdua," katanya.
Menurut Mahmudi, sanad tidak hanya penting dalam hal keilmuan, dalam hal organisasi juga penting untuk memantapkan hati dalam mengikuti organisasi.
Ketua IPPNU Karanganyar Nurhayati Eka Saputri menjelaskan, ziarah ini menjadi upaya untuk menguatkan rasa memiliki organisasi serta mengingat perjuangan para pendiri.
"Ziarah adalah tradisi NU yang harus kita kembangkan, semoga melalui ziarah ini bisa menambah rasa cinta kita untuk belajar, berjuang dan bertaqwa," pangkasnya.
Kegiatan ziarah bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Harlah yang dihelat Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada tahun 2019.
Diikuti bersama perwakilan PAC IPNU-IPPNU setempat, acara ziarah diawali dengan mengunjungi makam pendiri IPPNU, Hj Umroh Mahfudoh di Dusun Tempelsari Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Sementara itu, PC IPNU Sragen juga menggelar rangkaian Harlah dengan acara pemotongan tumpeng dan Konfercab. Dwi Putro Joko Martono yang terpilih sebagai Ketua PC IPNU Sragen 2019-2021 menggantikan Ahmad Mustaqim. Dirinya berkeinginan untuk membentuk kepengurusan PAC di seluruh kecamatan.
"Saat ini baru terbentuk 18 PAC dari 20 kecamatan, semoga kepengurusan periode saya bisa terbentuk semua," kata dia. (Ajie Najmuddin/Muiz)