Daerah

ISNU Tebo Jambi Kenalkan Moderasi Beragama bagi Pelajar

Sel, 15 Maret 2022 | 07:00 WIB

ISNU Tebo Jambi Kenalkan Moderasi Beragama bagi Pelajar

Workshop Moderasi Beragama ISNU Tebo, Jambi, Ahad (13/3/2022) di Pondok Pesantren Darussalam Kecamatan Muara Tabir. (Foto: istimewa)

Tebo, NU Online

Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupeten Tebo, Provinsi Jambi bersama ISNU Kecamatan Muara Tabir menggelar Workshop Moderasi Beragama di Pondok Pesantren Darussalam Kecamatan Muara Tabir, Ahad (13/3/2022). Bertema Mencegah Paham Radikalisme di Masyarakat, kegiatan diadakan di Pondok Pesantren Darussalam Kecamatan Muara Tabir.

 

Kegiatan tersebut di ikuti Pelajar SMA/SMK, MWCNU, Banom NU Kecamatan yakni Muslimat NU, Fatayat NU, Ansor, Banser, ISNU dan para tokoh masyarakat lainnya. 


Ketua ISNU Muara Tabir Mh Khafadloh dalam rilis yang diterima NU Online mengatakan workshop diadakan mengingat ​​​​di masyarakat masih terjadi bahwa ​​​paham radikalisme seringkali dikaitkan dengan simbol agama tertentu, salah satunya agama Islam dengan konsep jihad yang disalahartikan. Sementara penganut paham radikal berdasar pada ideologis yang dilakukan dengan cara fanatik dikhawatirkan berujung pada aksi terorisme.

 

Selain itu, workshop juga untuk untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat dan pelajar tentang paham redikalisme dan moderasi agama. Tujuannya agar masyarakat tidak salah persepsi dan menyikapi hal tersebut, terlebih kalangan remaja mudah dipengaruhi dan terprovokasi.

 

"Harapannya masyarakat dan pelajar yang ikut dalam acara tersebut betul-betul memahami terkait paham radikalisme dan menyampaikan kepada masyarakat lainnya, dan tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita hoaks," ujarnya.

 
Sementara Ketua ISNU Kabupaten Tebo Sukron Amin pemaparannya mengatakan para pelajar harus memahami bahwa manusia diciptakan berbeda. Karena itu jangan sampai mengedepankan inteloransi terhadap suatu kaum, suku, dan agama.

 

"Inteloransi ini yang selalu diinginkan oleh orang-orang dan kelompok yang ingin memecah belah kita," kata Sukron Amin.

 

Selain itu ia juga berpesan agar para pelajar dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan dibarengi kemampuanmenganalisa apakah suatu berita itu benar atau tidak benar. Sebab, yang terjadi saat ini banyak permasalahan yang timbul akibat provokasi dari berita bohong.

 

Sementara itu narasumber lainnya, Surya Habibi dalam materi Moderasi Agama menyampaikan bahwa moderasi beragama adalah upaya dan proses peletakan pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang dilakukan secara benar, seimbang, dan fungsional.

 

Upaya dan proses ini diyakini dimiliki semua agama, namun karena berada pada tataran nonsubstansial ajaran agama menyebabkan multitafsir dan keliru implementasinya. Moderasi beragama adalah upaya pengembalian pemahaman individu beragama ke moderat; bukan memoderatkan agama. 

 

"Islam menawarkan konsep tentang moderasi beragama, yaitu mengambil jalan tengah (tawassuth), berkeseimbangan (tawazun), lurus dan tegas (i’tidal), toleransi (tasamuh), egaliter (musawah), musyawarah (syura), reformasi (ishlah), mendahulukan (aulawiyah), dan dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikar)," kata Doktor Muda NU tersebut.

 

Ia juga mengatakan, moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif).

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muhammad Faizin