Daerah

Jadikan Organisator Handal, Pesantren Jombang Gelar Diklat Santri

NU Online  ·  Rabu, 20 Februari 2019 | 04:00 WIB

Jadikan Organisator Handal, Pesantren Jombang Gelar Diklat Santri

Diklat pimpin sidang pleno untuk santri

Jombang, NU Online
Pesantren Al-Lathifiyyah II Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur menyiapkan santrinya menjadi organisator yang handal dengan mengadakan diklat konferensi periodik.

Dalam diklat tersebut para santri diajarkan cara sidang pleno, sidang komisi, cara memimpin sidang, mengganti presidium sidang serta ketukan palu. Hal lain yang dibahas yaitu masalah qourum, voting, siapa saja peserta sidang serta hal lain yang berkaitan dengan kelancaran sidang.

"Kegiatan ini diikuti oleh santri yang mahasiswi, kelas XII dan sebagian santri kelas X. Untuk modal mereka ketika pulang dan aktif di masyarakat. Kita berharap mereka ketika menjadi aktivis Nahdlatul Ulama (NU) di daerah mereka masing-masing tidak gagap," kata Ketua Panitia Ajeng Putri Ningtyas, Selasa (19/2).

Pesantren Al Lathifiyyah II diasuh oleh Hj Mundjidah Wahab yang juga menjabat Bupati Jombang 2018-2023 sekaligus Ketua PC Muslimat NU Jombang. Hj Mundjidah merupakan puteri penggerak dan pendiri NU KH A Wahab Hasbullah. Oleh karenanya, santrinya pun diajari tata kelola organisasi yang baik dan sehat.

"Kita rutin mengadakan acara ini, dengan dibimbing mentor yang handal dan ahli di bidangnya," tambahnya.

Ajeng mengatakan, pesantrennya khusus untuk perempuan diharapkan nanti para santri yang ahli organisasi bisa menjadi perwakilan perempuan dalam mensuarakan kejujuran dan keadilan. 

"Harapan dari pengasuh para santri bisa aktif di Muslimat NU, Fatayat dan organisasi lainnya. Setidaknya saat mereka ikut organisasi di luar pondok sudah punya bekal keahlian yang mumpuni," tambahnya.

Dikatakan, ilmu tentang organisasi dewasa ini menjadi hal yang tak bisa dihindarkan. Manusia modern suka membuat komunitas dan kelompok yang sesuai hoby dan selera mereka. Untuk mengelola hal itu perlu ilmu organisasi yang handal, karena butuh keahlian dan mental yang kuat.

"Dalam diklat ini peserta yang aktif, mereka mempraktekkan langsung bagaimana jadi pimpinan sidang, mengetuk palu dan memilih presidium sidang. Mungkin tak banyak pesantren yang mengajarkan hal ini. Kami salah satunya," pungkasnya.  (Syarif Abdurrahman/Muiz)Â