Daerah

Jangan Asal Mencari Guru Agama

Sel, 10 September 2019 | 13:00 WIB

Jangan Asal Mencari Guru Agama

Ketua PC IPNU Kota Bekasi, Ahmad Fauzi

Bekasi, NU Online
Sejak zaman pra-kemerdekaan hingga awal-awal kemerdekaan Republik Indonesia, Bekasi dikenal dengan sebutan Kota Santri. Hal itu karena terdapat banyak ulama di Bumi Patriot ini yang sangat besar pengaruhnya di masyarakat.
 
"Bekasi adalah gudangnya ulama dan kiai pada awal-awal kemerdekaan RI," ujarnya.
 
Demikian itu diungkapkan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Bekasi, Jawa Barat Ahmad Fauzi, di sela-sela agenda Pelantikan dan Rapat Kerja Cabang (Rakercab), di Gedung BBPLK Bekasi, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, pada Sabtu-Ahad (7-8/9).
 
"Kiprah ulama di tanah Bekasi tidak didapat secara instan atau tiba-tiba. Akan tetapi berkat keistiqamahan para ulama untuk terus senantiasa belajar mengkaji ilmu agama. Dalam menempuh pendidikan agama Islam, para ulama terdahulu itu belajar kepada guru-guru yang kredibel," kata Oji, begitu ia akrab disapa.
 
Maka, ia berpesan kepada para pelajar agar dalam mempelajari ilmu agama tidak asal mencari guru. Lebih-lebih sampai tidak memiliki guru dalam mencari ilmu agama. Sebab, yang demikian itu tentu saja sangat berbahaya.

"Carilah guru yang jelas akidahnya, pendidikannya, dan afiliasi akidahnya. Karena dia (guru) itulah yang akan mempertanggungjawabkan apa yang telah diajarkan kepada murid atau santri-santrinya," kata pria asli Jatikramat, Jatiasih, Bekasi ini.

Dikatakan, dirinya ingin agar para pelajar yang sedang menimba ilmu agama tidak salah kaprah dalam memahami ajaran Islam. Sebab, fenomena kekinian ini banyak orang yang baru belajar agama tetapi dengan sangat mudah menyalahkan pemahaman agama orang lain.
 
"Bahkan sekelas profesor dituduh kafir, syiah, dan liberal. Itu sudah menjadi sesuatu yang salah kaprah. Maka, ke depan, saya harap, para pelajar dalam menuntut ilmu harus jelas gurunya, harus jelas sanad keilmuan gurunya, harus jelas siapa yang mengajarkan ilmunya," tandas Oji.
 
Kepada NU Online, Selasa (10/9) Oji menyampaikan dua agenda besar yang menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan dalam waktu dekat. Pertama, Liga Santri se-Kota Bekasi yang menjadi rangkaian dari Hari Santri pada Oktober mendatang. Kedua, Seminar Menjaga NKRI melalui Gawai. 
 
"Untuk Liga Santri se-Kota Bekasi Insyaallah akan dilaksanakan pada bulan Oktober. Kemudian untuk seminar itu akan diadakan sekitar November atau Desember," katanya.

Ia menjelaskan bahwa peserta dari Liga Santri se-Kota Bekasi tersebut akan diadakan untuk santri pondok pesantren dari berbagai latar belakang ormas keagamaan. Tidak hanya diperuntukan bagi pondok pesantren dari kalangan Nahdlatul Ulama saja.
 
"Selama itu pondok pesantren dan siap untuk mengirimkan delegasi untuk mengikuti Liga Santri se-Kota Bekasi, maka kita persilakan. Untuk seminar, kita sangat terbuka dan pesertanya tidak hanya untuk santri, tapi malah sasaran utama kita adalah sekolah-sekolah umum," jelasnya.
 
Kontributor: Aru Elgete
Editor: Muiz