Daerah

Jangan Diam, Lawan Tudingan Kafir dengan Cara Ilmiah!

Sen, 23 Januari 2017 | 06:03 WIB

Jangan Diam, Lawan Tudingan Kafir dengan Cara Ilmiah!

Kiai Marzuki Mustamar (memegang mikrofon)

Pamekasan, NU Online
Tudingan kafir, bid'ah, syirik, dan sejenisnya, mesti direspon dengan kepala dingan. Jangan menyikapinya dengan tanggapan negatif pula. Namun, lawanlah dengan cara ilmiah.

Demikian ditegaskan KH Marzuki Mustamar saat menjadi pemateri Dauroh Aswaja di halaman kantor PCNU di Jalan R Abb Azis Pamekasan, Ahad (22/1). Selain digagas oleh PCNU Pamekasan, acara tersebut melibatkan Pengurus Aswaja Center dan Pengurus MWCNU dari 13 kecamatan.

"Tiap kali kita dituding dengan penilaian negatif, jangan sekali-kali kita diam. Sebab, itu akan membuat mereka kian besar diri. Mereka yang suka mengafirkan atau membid'ahkan itu, harus diberi pelajaran dengan dalil naqliyah dan dalil aqliyah," tegas Kiai Marzuki di hadapan ribuan warga nadhliyin.

Dari prinsip itu, Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Malang ini menelorkan gagasan yang diabadikan ke dalam karya monumentalnya, kitab Muhtashor al-Muqtathofat li Ahlilbidayat. Kitab ini dibagikan secara gratis kepada peserta Dauroh Aswaja.

"Semua amaliyah an-nahdliyah, diurai dalam kitab tersebut beserta dalil-dalilnya. Isinya tidak asal comot, tapi ada dasar autentiknya," tegas Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur ini.

Kitab tersebut menjadi salah satu rujukan utama dalam diskusi keagamaan di Indonesia. Bahkan, telah lama dikaji secara rutin di beberapa masjid di Kota Malang, tepatnya setiap Selasa pukul 19.00 ba'da shalat Isyak. Tidak hanya di satu tempat, jadwal rutin tersebut berjalan di seluruh Masjid Malang secara bergilir.

Ketika ditelusuri, kitab al-Muqtathofat menawarkan informasi mengenai keabsahan tradisi ubudiyah masyarakat secara syar'i. Dengan kata lain, buku ini memupuk kepercayaan masyarakat Muslim Indonesia secara umum, khususnya bagi kalangan nahdyiyin, bahwa tradisi ritual ubudiyyah seperti tahlilan, haul, upacara selatan kelahiran, ritual empat dan tujuh bulan kandungan, peringatan Maulid Nadi, qunut dan shalat, beserta yang lainnya, tidak melenceng dari akidah.

"Bahkan, termasuk bagian dari sunnah Nabi Rasulullah SAW," tukas Kiai Marzuki Mustamar.

Untuk diketahui, Dauroh Aswaja dihadiri para pengurus dan anggota lembaga, badan otonom, muslimat NU, para kiai dari ragam pesantren, pejabat, tokoh masyarakat, para pemuda, dan para pelajar se-Kabupaten Pamekasan. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)