Daerah

Jelang Idul Adha, Harga Sapi Merangkak Naik

NU Online  ·  Sabtu, 13 September 2014 | 20:04 WIB

Probolinggo, NU Online
Meski hari raya Idul Adha masih beberapa hari lagi, harga sapi di sejumlah pasar di Kabupaten Probolinggo mulai merangkak naik. Kenaikannya berkisar 10 hingga 20 persen.
<>
Seperti di Pasar Maron, Sabtu (13/9). Bambang Sugito, pedagang sapi asal Kabupaten Gresik mengatakan, harga sapi siap potong naik. Menurutnya, kenaikan harga sapi tergantung pada jenis dan bobotnya. Dan hampir semua jenis sapi, mulai limosin, brahma, brangus dan lokal harganya naik. “Antara 10 hingga 20 persen, kalau dinominalkan Rp 1 juta hingga Rp 4 juta. Tergantung sih!,” ujarnya.

Kenaikan tersebut  lanjut Bambang dikarenakan mendekati hari raya Idul Adha atau yang lazim disebut Idul Kurban. Saat ini kebutuhan akan sapi meningkat dibanding hari biasa, bahkan Idul Fitri. “Banyak yang membeli untuk kurban,” tuturnya.

Hal yang sama diutarakan Ahmadi. Pria yang tinggal di Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik ini mengaku, sudah biasa membeli sapi di Pasar Maron. Ia mengaku kesulitan mendapatkan sapi sesuai tafsirannya. Sebab, harga sapi cukup tinggi dibanding sebelumnya. Dalam beberapa kesempatan, tidak jarang kendaraan pengangkut sapi yang dibawanya, tidak penuh. “Ketimbang merugi, lebih baik rugi ongkos saja, ” ungkapnya.

Naiknya harga sapi ini memberi angin segar bagi pedagang atau blandang lokal. Menurut Idris, setelah lebaran pejualan sapi di pasar cenderung menurun. Baru dalam seminggu terakhir, transaksi menggeliat lagi. “Gak cuma disini, pasar hewan lainnya kenaikannya malah lebih parah dibanding dengan pasar sini,” katanya.

Ia memperkirakan harga sapi akan terus meningkat terutama dalam seminggu jelang Idul Adha. Sebab, pada saat itu, kebutuhan dan pembeli atau konsumen sapi meningkat. “Kebutuhan sapi akan meningkat 50 persen dibanding tahun lalu,” katanya

Jumlah sapi di Pasar Maron disaat ramai seperti sekarang ini diperkirakan 700 hingga 800 ekor. Jumlah transaksi hingga pukul 22.00 mencapai 80 persen dari total sapi yang ada. “Biasanya pedagang yang ke pasar dari luar kabupaten. Karenanya mereka akan rugi jika tidak mendapat sapi,” tuturnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)