Daerah

Jelang Ramadhan, TPQ Masjid Gus Dur Ciganjur Mewisuda Belasan Santri Cilik

Ahad, 10 Maret 2024 | 16:15 WIB

Jelang Ramadhan, TPQ Masjid Gus Dur Ciganjur Mewisuda Belasan Santri Cilik

Para wisudawan cilik berpose bersama Ketua Yayasan KH A Wahid Hasyim Ciganjur usai penyerahan ijazah di Masjid Gus Dur Ciganjur, Jakarta Selatan, Ahad (10/3/2024). (Foto: NU Online/Shofa)

Jakarta, NU Online
Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Al-Munawwaroh yang berpusat di Masjid Al-Munawwaroh depan kediaman Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, menggelar wisuda santri hari ini, Ahad (10/3/2024).


Wisuda santri yang dikemas dalam acara Tasyakkur Khatmul Qur'an dan Imtihan ke-13 bertema Meraih Keberkahan Al-Qur’an, Menggapai Masa Depan Gemilang ini diikuti 18 santriwan-santriwati.

 

Sebagai pelindung, Ketua Yayasan KH A Wahid Hasyim Ciganjur, H Arif Rahman Hamid, salam sambutannya menyampaikan selamat dan sukses kepada para santri, wali santri, serta segenap dewan asatidz dan majelis guru yang telah berhasil mewisuda para santri.


"Alhamdulillah, ini merupakan capaian kinerja yang luar biasa. Sebab, mendidik anak-anak dalam belajar Al-Qur'an bukan pekerjaan gampang," ujarnya.


Keponakan Gus Dur berciri khas rambut gondrong ini dalam kesempatan tersebut berpesan kepada para santri agar terus belajar dan istiqamah dalam mengaji Al-Qur'an.


“TPQ Al-Munawwaroh ini berdiri setelah Gus Dur berpulang pada 2009. Jadi, pada tahun ke-14 ini telah berhasil menggelar wisuda ke-13. Kalau dulu dalam acara yang ikut hanya 7 atau 8 anak, yang jelas di bawah 10 peserta. Nah, hari ini ada 18. Ini patut kita syukuri,” tandasnya.


Saat itu, para santri kehilangan sosok Gus Dur selaku Pengasuh Pesantren Ciganjur. Akhirnya mereka membuat terobosan kegiatan yang bermanfaat bagi umat dan warga sekitar.


“Akhirnya tercetuslah TPQ, Madrasah Diniyah, dan SDIT yang dikomandoi istri tercinta,” ujar putra bungsu Nyai Hj Aisyah Hamid Baidhowi ini sembari melirik istrinya, Hj Zaimatun Nayyiroh.


Dalam laporannya, Kepala TPQ Al-Munawwaroh Ustadz Muhammad Hafid Ali mengatakan bahwa peserta terdiri dari 5 santriwan dan 13 santriwati.


“Peserta terkecil belum genap 7 tahun. Masih 6 tahun lebih beberapa bulan sudah khatam. Alhamdulillah. Nah, yang terbesar adalah kelas 2 SMP,” ungkapnya.


Adapun nama-nama para wisudawan-wisudawati adalah sebagai berikut:

  1. Muhammad Sabiq Arsalan (8 tahun, 10 bulan)
  2. Adeeva Rumaisya Kanhadria (10 tahun, 6 bulan)
  3. Nazwa Mutiara Arasy (10 tahun, 2 bulan)
  4. Aldifa Aulia Rahman (9 tahun, 1 bulan)
  5. Atiyya Jazilah (9 tahun, 4 bulan)​​​​​​​
  6. Khansa Dwi Astuti (8 tahun)
  7. Neilatul Author (8 tahun 7 bulan)
  8. Muhammad Zain Abdul Qodir Hisyam (9 tahun, 8 bulan)​​​​​​​
  9. Sabrina Resaputri (11 tahun, 4 bulan)
  10. Ainiyah Salsabila Safiyah (11 tahun, 2 bulan)
  11. Raisa Talita Rumi (10 tahun, 2 bulan)
  12. Milka Aqilah Rahmani (10 tahun, 11 bulan)
  13. Chusna Khairunnisa (11 tahun, 5 bulan)
  14. Chalista Maura Setiawan (10 tahun, 2 bulan)
  15. Naura Askana Khumaira (10 tahun)
  16. Alfian Wahyudin (9 tahun, 10 bulan)
  17. Muhammad Nur Rabbany (10 tahun)​​​​​​​
  18. Prabu Ditya Irfahany (14 tahun)


Pantauan NU Online, para wisudawan tampak mendemonstrasikan pembacaan Al-Qur’an dengan metode Qiroati. Salah satunya adalah mengurai hukum bacaan Tajwid dalam beberapa ayat yang diujikan Kepala TPQ M Hafid Ali.


Ketua Yayasan juga diberi kesempatan mengajukan pertanyaan seputar wawasan Al-Qur’an kepada para wisudawan. Bagi yang beruntung bisa menjawab, langsung diberi hadiah uang tunai dalam amplop dan mengambil uang kertas dalam sebuah wadah sembari memejamkan mata.


Dalam acara itu, salah seorang pengajar di Pesantren Ciganjur, KH Wahid Maryanto, menyampaikan testimoni sejarah Yayasan KH A Wahid Hasyim dan memimpin doa. Hadir juga dalam acara, kedua orang tua masing-masing wisudawan sebagai pendamping dan ratusan warga sekitar Ciganjur.