Nasional

Wisuda IX, Unusia Pertama Kali Kukuhkan Seorang Doktor 

Rab, 15 Maret 2023 | 10:00 WIB

Wisuda IX, Unusia Pertama Kali Kukuhkan Seorang Doktor 

Rektor Unusia Juri Ardiantoro saat memberikan sambutan pada Wisuda IX Unusia di Sasana Langen Budaya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, pada Rabu (15/3/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) menggelar Sidang Senat Terbuka Wisuda IX Program Sarjana, Magister, dan Doktor di Sasana Langen Budaya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, pada Rabu (15/3/2023).


Rektor Unusia Juri Ardiantoro melaporkan, jumlah wisudawan kali ini berjumlah 313 orang. Di antaranya terdiri dari 302 sarjana, 10 magister, dan 1 orang doktor. 


"Untuk pertama kalinya Unusia meluluskan program doktor. Doktor Sejarah Peradaban Islam yang di dalam dunia pendidikan tinggi merupakan satu-satunya jurusan yang memiliki konsentrasi untuk mengkaji khazanah peradaban Islam Nusantara," kata Juri dalam sambutannya. 


Hal itu, lanjutnya, menjadi motivasi bagi sivitas akademika untuk terus mendorong Unusia agar menghasilkan banyak cerdik pandai.


Doktor Sejarah Peradaban Islam itu adalah Johan Wahyudi yang meneliti dan menulis tentang sosok Kiai Dharmojoyo dengan judul Messianisme di Asia Tenggara: Perlawanan Kyai Dharmojoyo Menghadapi Kolonialisme Belanda Akhir Abad XIX-Awal Abad XX.


Pada kesempatan ini, Juri menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah tuntas menunaikan perjuangan sebagai mahasiswa di Unusia. 


"Saya berharap saudara-saudara dapat melanjutkan perjuangan mencari ilmu dan saat yang sama akan mengabdikan diri di tengah- tengah masyarakat," harap Juri.


Capai Kemuliaan Manusia


Juri mengingatkan bahwa menjadi sarjana di NU tidak hanya soal kualitas atau memiliki keunggulan yang kompetitif dalam berebut berbagai kesempatan dan sumber daya.


Namun, Juri mengutip pernyataan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus tidak bisa hanya dipahami dan dijadikan persaingan semata dalam memperebutkan sumber daya.


Akan tetapi seorang sarjana memiliki mandat dan tugas untuk berjuang agar ilmu pengetahuan yang dimiliki dapat dikembangkan untuk menyumbangkan berbagai upaya dalam mencapai kemuliaan bagi masa depan umat manusia.


"Jadi kita memiliki tugas lebih luas sebagaimana mandat yang ditegaskan Nabi Muhammad dalam haditsnya, bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak," kata Juri, lalu mengutip hadits Nabi Muhammad 'innama buitstu li utammima makarimal akhlaq'.


Perkembangan Unusia

Lebih lanjut, Juri mengatakan bahwa Unusia telah menjadi kampus yang kian bergerak menuju ke arah pencapaian tujuan-tujuan itu.


"Saat ini Unusia menjadi kampus yang semakin diminati, memiliki keunggulan dibanding kampus-kampus lain," ucap Juri.


Ia menerangkan, Unusia sebagai perguruan tinggi yang mengusung misi Ke-NU-an merupakan kampus yang tidak saja sebagaimana kampus umum lainnya, tetapi memiliki nilai lebih.


"Misalnya di bidang keagamaan, mulai dari asrama mahasiswa, pesantren mahasiswa, hingga kurukulum dan kegiatan yang menopang dan memperkuat bangunan-bangunan nilai sebagai pondasi membangun akhlak dan kemuliaan-kemulian tersebut," ucapnya.


Ucapan Terima Kasih

Tak ketinggalan, Juri mengucapkan terima kasih kepada para orang tua atas kepercayaan menitipkan anak-anakanya belajar di Unusia. Ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila dalam menjalankan amanat belum dijalankan secara maksimal.


Kepada pemerintah Indonesia, Juri menyampaikan terima kasih. Sebab pemerintah melalui berbagai apparat kelembagaannya dan para mitra yang telah membantu dan berkolaborasi untuk mendukung eksistensi dan pengembangan Unusia.


"Kami mohon doa kepada semua pihak agar dapat mengemban amanah ini untuk mengelola kampus kebanggaan ini menjadi perguruan tingi yang memiliki reputasi yang baik, menjadi kampus yang terbuka dan akses serta inklusif, menjadi perguruan tinggi milik PBNU yang membanggakan untuk semua," pungkasnya.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF