Daerah

Juba Rescue Syadziliyyah, Tim SAR Jamaah Tarekat

NU Online  ·  Sabtu, 1 Maret 2014 | 16:01 WIB

Solo, NU Online
Noviar Heru mengisahkan pengalamannya saat ia bersama relawan lain mengadakan proses evakuasi korban erupsi Merapi beberapa tahun silam. Rombongan tim menemukan 5 warga di Balai Rantai, dekat Merapi. Kelima warga tersebut enggan turun.
<>
“Mereka kami rayu untuk turun, tapi menolak. Kemudian kami melanjutkan perjalanan, naik ke titik yang lebih tinggi,” kenangnya.

Selang beberapa menit, mereka kembali turun melewati kampung tadi. Tak disangka, kampung tersebut telah porak poranda terkena terjangan awan panas, 5 warga yang baru saja mereka ajak turun, ikut menjadi korban. Proses evakuasi pun langsung mereka lakukan.

Perisitiwa tersebut, dan beberapa peristiwa bencana lain yang melanda itulah yang kemudian menjadi inspirasi untuk membentuk sebuah tim SAR yang diberi nama Juba Rescue Syadziliyyah. Juba dalam bahasa Arab bermakna unit reaksi cepat.

Bermanfaat bagi Siapapun

Kepada NU Online, pengasuh Juba Rescue, Ustadz Ali, menjelaskan alasan membentuk SAR. “Kenapa memilih tim SAR? Karena dengan hal itu, kita bisa masuk ke semua lapisan masyarakat, agama dan lain sebagainya,” terangnya, Selasa (26/2) lalu.

Pengasuh Pesantren Ta’mirul Islam tersebut mengungkapkan, anggota tim merupakan jamaah pengajian thariqah Syadziliyyah yang ikut mengaji bersamanya. Saat ini ada sekitar 300 anggota, yang datang dari berbagai latar belakang.

“Banyak dari anggota, dulunya berlatar belakang sebagai ‘orang yang diistimewakan di jalanan’. Dengan adanya SAR ini mereka ingin hidupnya menjadi bermanfaat,” ungkapnya.

Selain, menjadi relawan ketika terjadi bencana, organisasi ini juga memiliki sejumlah program rutin. Di antaranya kegiatan sosial kemasyarakatan, mengurusi jenazah dan lainnya.

“Kami justru berharap, tim ini nganggur (berharap tidak ada bencana yang terjadi), agar kemudian kami dapat berbuat kebaikan yang lain,” kata Ustaz Ali. (Ajie Najmuddin/Mahbib)