Daerah

Jujur Itu Berat, tapi Asyik

Ahad, 16 Februari 2020 | 18:00 WIB

Jujur Itu Berat, tapi Asyik

Kiai Rusdi Amin saat mengisi pengajian kitab Riyadus Shalihin karya Imam Nawawi di kantor PC GP Ansor Pamekasan. (Foto: NU Online/Hairul Anam)

Pamekasan, NU Online

Negeri ini darurat kejujuran. Andai saja para pejabat jujur, niscaya dia tidak bakal terjerat kasus korupsi. Jujur itu berat, tapi asyik.

 

Demikian ditegaskan Kiai Rusdi Amin saat mengisi pengajian kitab Riyadus Shalihin karya Imam Nawawi di kantor PC GP Ansor Pamekasan, Jalan R Abd Aziz Nomor 95 Jungcangcang, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Ahad (16/2) malam.

 

"Karena ketidakjujuran, hidup koruptor menjadi tidak mengasyikkan; dipenjara dan nama baik diri dan keluarganya hancur seketika," sesal Kiai Rusdi, sapaan akrabnya

 

Diterangkan, dusta yang merupakan lawan dari jujur selalu menawarkan petaka. Sebuah keluarga yang semula harmonis, gara-gara tidak jujur, berujung pada tangis; sebuah pertemanan menjadi rusak lantaran ketidakjujuran.

 

"Dan banyak ketidak-asyikan lainnya tatkala kita menjauh dari kejujuran, ketika lisan dan tindakan sudah melenceng dari ajaran agama yang menjunjung tinggi kejujuran," paparnya dengan tegas.

 

Dikatakannya, kejujuran identik dengan kesuksesan. Salah satu kunci kesuksesan seseorang di dunia dan akhirat adalah kejujuran.

 

"Kita menjumpai banyak orang-orang yang sukses dan hebat karena mereka jujur. Orang-orang juga akan cenderung disukai apabila jujur," paparnya.

 

Lebih dari itu, tambah Kiai Rusdi Amin, jujur juga merupakan akhlak yang mulia, yang menandakan seseorang itu adalah Muslim. Walaupun kita jumpai saat ini, banyak yang mengaku dirinya Muslim, namun tidak berperilaku laiknya Muslim.

 

"Berkata jujur itu berat, terutama di kondisi saat menghadapi sesuatu yang membahayakan diri ini. Tapi ketika kita tetap istikamah berkata jujur, bisa dipastikan keselamatan dunia akhirat menjadi jaminan kita selamanya," tukasnya.

 

Untuk diketahui, pengajian kitab kuning tersebut merupakan agenda mingguan Pengurus Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kabupaten Pamekasan.

 

"Sudah masuk pada minggu ketiga. Minggu pertama dan kedua, kita mengaji kitab karya Imam Nawawi al-Bantani, Nashoihul Ibad. Untuk malam ini (16/2) Riyadus Shalihin," ujar Ketua MDS Rijalul Ansor Kabupaten Pamekasan, Ra Maltuful Anam.

 

Variasi kitab yang diaji, terang Dosen STAI-MU Panyeppen Pamekasan itu, tiada lain guna memperkaya wawasan pengetahuan dan keilmuan para pemuda dan masyarakat yang ikut pengajian kitab.

 

Kitab Nashoihul Ibad, pengajiannya diampu sendiri oleh Ra Maltuf. Untuk kitab-kitab lainnya, MDS Rijalul Ansor melibat-aktifkan para kiai muda sebagai pemateri.

 

"Kita serap keilmuan dari para kiai muda. Alhamdulillah mereka berkenan meluangkan waktu dan berbagi ilmu keagamaan yang pernah mereka terima di pondok pesantren," tukasnya.

 

Kontributor: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR