Daerah

Kaji Ilmu Agama Sejak Dini, Wujud Cinta Rasul

Ahad, 1 Oktober 2023 | 16:30 WIB

Kaji Ilmu Agama Sejak Dini, Wujud Cinta Rasul

Para santri peserta Pesantren Kilat (Sanlat) berpose bersama para ustadz Madin Al-Washal Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2023).(Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Umat Islam memiliki cara dalam memeriahkan bulan Maulid sebagai wujud cinta kepada Rasulullah Muhammad saw. Salah satunya mengkaji ilmu agama sejak dini melalui kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat) yang diinisiasi Madrasah Diniyah Al-Washal yang berada dalam naungan Masjid Jami' Ayub Al-Wasal Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan.


Kepala Bidang Pendidikan Masjid Jami' Ayub Al-Washal, Wawan Arif Setiawan, mengatakan bahwa pihaknya baru saja menggelar Pesantren kilat (Sanlat) di bulan Maulid atau Rabiul Awal bagi para santri. Sanlat digelar dua hari, Jumat-Sabtu, 29-30 September 2023.


"Sanlat tahun 2023 ini merupakan pertama kalinya diadakan di bulan Maulid. Tiap tahun biasanya diadakan di bulan Ramadhan," kata Ustadz Arif, sapaan akrabnya.


"Ini merupakan salah satu rangkaian acara memperingati Maulid Nabi di Madin Al-Washal. Insyaallah pada tahun-tahun berikutnya akan jadi program rutin. Untuk tahun 2023 ini baru kali pertama diadakan di bulan Maulid," sambungnya.


Ia mengatakan, untuk program sanlat tiap tahunnya diadakan di bulan Ramadhan. Karena Sanlat di bulan Maulid baru pertama kali digelar, maka peserta tidak sebanyak di bulan Ramadhan.


"Memang peserta tidak sebanyak seperti bulan Ramadhan karena suasana masjid erat sekali ketika pesantren kilat. Nah, di bulan Maulid ini hanya dua hari semalam yang mengusung tema tentang haid dan wiladah. Pada tahun mendatang akan dibahas satu tema khusus,” ujarnya.


Menurut dia, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak santri terutama yang menginjak remaja. Selain itu, juga penting bagi pada wali santri atau masyarakat yang ikut serta menimba ilmu pada sanlat ini.


“Harapan kami, pertama, pesantren kilat ini bisa menambah semarak bulan Maulid. Kedua, bisa memperdalam dan mempertajam pengetahuan agama kita baik ke anak-anak maupun wali santri,” ungkapnya.


Ketiga, lanjut Arif, diadakannya Sanlat di bulan Maulid ini diniatkan untuk mencintai Nabi Muhammad saw melalui pengkajian ilmu-ilmu agama yang terinspirasi dari beliau.


Pasca-qiraati
Menurut Arif, awal berdirinya Madin Al-Washal ini ingin merawat keilmuan anak-anak yang sudah selesai belajar TPQ metode Qiraati. Sebab, banyak remaja di masyarakat menganggap bahwa setelah khatam TPQ mereka enggan lagi untuk mengaji karena udah merasa lulus.


"Padahal itu adalah awal untuk menginjak belajar ilmu-ilmu yang baru, sehingga timbullah inisiatif dari saya sendiri untuk menampung anak-anak program lanjutan, yaitu Madrasah Diniyah,” tutur sarjana pendidikan jebolan Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi (STAISA) Jakarta ini.


Ia mengakui bahwa sebelumnya sebenarnya sudah ikut dikelola dengan TPQ yaitu pasca-TPQ metode Qiroati. Namun, setelah berjalannya waktu karena kurang fokus sehingga kurang terkoordinasi dengan baik.


“Akhirnya, kami bikin sendiri, yaitu Madrasah Diniyah Ayub Al-Washal yang dimulai pada tahun 2020. Harapan kami, anak-anak setelah belajar TPQ baca Qur’an-nya tambah benar. Bisa melanjutkan program Tahfidzul Qur’an dan ilmu-ilmu dasar agama,” pungkasnya.