Internasional

Beginilah Perbedaan Waktu Shalat Lima Waktu di Jakarta dan Makkah

Sab, 18 Juni 2022 | 19:30 WIB

Beginilah Perbedaan Waktu Shalat Lima Waktu di Jakarta dan Makkah

Perbedaan Waktu Shalat Lima Waktu di Jakarta dan Makkah

Makkah, NU Online
Shalat memiliki waktu khusus yang telah ditentukan berdasarkan ajaran Rasulullah. Jika dilaksanakan di luar waktu yang telah ditentukan, shalat tidak sah. Karena perbedaan panjangnya siang dan malam di satu wilayah, maka waktu shalat di masing-masing lokasi berbeda-beda. Berikut gambaran perbedaan waktu shalat di Jakarta dan Makkah berdasarkan aplikasi Superapp NU Online pada Sabtu, 18 Juni 2022.
 

Shalat Subuh dimulai dari terbitnya fajar shadiq sampai terbitnya matahari. Di Jakarta, shalat subuh pukul 04.39 WIB sementara di Makkah pukul 04.05 WAS. Shalat Subuh di Makkah dimulai lebih dini.

 
Shalat Dhuhur dimulai sejak tergelincirnya matahari di ufuk barat hingga masuknya waktu ashar. Di Jakarta waktu Dhuhur dimulai 11.56 sedangkan di Makkah pukul 12.24 WAS. Shalat Dhuhur di Makkah dimulai lebih siang.

 
Shalat Ashar dimulai sejak bayangan benda sama panjangnya dengan benda tersebut sampai terbenamnya matahari. Di Jakarta, waktu Ashar dimulai pada 15.18 sedangkan di Makkah pukul 15.43. Shalat Ashar di Makkah dimulai lebih lambat.

 
Shalat Maghrib dimulai sejak terbenamnya matahari hingga hilangnya awan berwarna merah dari cakrawala. Di Jakarta, waktu Maghrib dimulai pada 17.49 WIB sedangkan di Makkah pukul 19.07 WAS. Shalat Maghrib di Makkah dimulai lebih lambat.

 
Shalat Isya’ dimulai sejak selesainya waktu maghrib hingga terbitnya waktu fajar sebagai pertanda waktu masuknya shalat Subuh. Di Jakarta, waktu Isya’ dimulai pada 19.04 sedangkan di Arab Saudi dimulai pada 20.32 WAS. Shalat Isya’ di Makkah dimulai lebih lambat.

 
Dengan melihat jadwal yang ada, maka waktu siang di Arab Saudi lebih panjang dibandingkan di Indonesia di mana pukul 04.05 sudah Subuh sedangkan Maghrib pukul 19.07. Dengan demikian, siang berlangsung selama 15 jam 2 menit.
 

Karena waktu shalat didasarkan pada pergerakan matahari dari terbit hingga tenggelam, maka sekalipun Maghrib dimulai pukul 19.07 WIB, maka di jam tersebut suasana masih terlihat terang, sementara jika di Indonesia, pada jam 19.00 sudah gelap karena sudah hampir masuk waktu Isya’.
 

Mengingat panjangnya waktu siang hari, maka puasa menjadi ibadah yang cukup berat, apalagi suhu udara yang panas.
 

Panjangnya waktu siang hari di Arab Saudi dikarenakan negara ini sedang mengalami musim panas yang berlangsung pada bulan Mei sampai dengan Oktober. Menurut situs https://id.weatherspark.com, bulan paling panas adalah Juli dengan rata-rata suhu harian tertinggi di atas 39 derajat celcius sedangkan terendah 28 derajat celcius.
 

Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: muhammad Faizin