Daerah

Kali Ini IPNU-IPPNU Kota Yogyakarta Rekrut Pelajar Pribumi

Sel, 23 Februari 2016 | 21:03 WIB

Bantul, NU Online
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kota Yogyakarta berhasil menggandeng kader-kader dari berbagai perwakilan MWCNU se-Kota Yogyakarta dan pribumi Kota Yogyakarta. Kaderisasi melalui Lakmud yang berlangsung di Pesantren Lintang Songo, Piyungan, Kabupaten Bantul diikuti 60 pelajar delegasi setiap MWCNU se-Kota Yogyakarta.

Ketua panitia Siti Nurul Khotimah mengakui, kasus yang terjadi selama ini sebagian besar pengurus maupun anggota IPNU dan IPPNU Kota Yogyakarta bukan berasal dari pribumi Yogyakarta sendiri melainkan dari berbagai daerah yang sedari awal berniatan menimba ilmu di perkuliahan.

Mereka pada umumnya akan pulang kampung setelah rampungnya bangku perkuliahan yang ia tempuh di Yogyakarta. Akibatnya senior-senior yang seharusnya ada atas generasinya menjadi lepas begitu saja. Bukan tidak mungkin hal ini menjadikan kesenjangan senior terhadap juniornya.

Tetapi pada kaderisasi tahun 2016 ini panitia berhasil menggadeng pribumi. Selain itu pengurus yang mayoritas mahasiswa UIN Sunan Kalijaga kali ini dapat menggerakkan kaderisasi secara merata dari berbagai kampus, pesantren, juga jama’ah masjid di kampung-kampung.

Adanya kader asli Yogyakarta ini tentu menjadi suatu kebanggaan bagi panitia dan juga harapan bahwasanya kader asli pribumi ini akan terus berkontribusi di kancah IPNU dan IPPNU Kota Yogyakarta.

“Kaderisasi pada tahun ini begitu membanggakan karena panitia berhasil merekrut kader dari perwakilan tiap MWCNU, pun juga ada yang pribumi asli. Karena pengurus asal dari luar Yogya yang sudah pulang meninggalkan Yogyakarta tentu tidak bisa lagi mengikuti kelangsungan IPNU dan IPPNU Kota Yogya ini,” kata Ketua IPNU Kota Yogyakarta Luthfi Ainun Najib.

Sebelum menjadi peserta, mereka yang berminat diseleksi terlebih dahulu. Panitia akhirnya menentukan 60 peserta dari 90 pendaftar peserta Lakmud.

“Peserta Lakmud kali ini adalah peserta terbaik dari yang terbaik, karena dari 90 pendaftar hanya 60 yang lolos seleksi dari panitia,” ujar Nurul Khotimah.

Kaderisasi ini berlangsung selama 3 hari mulai Jumat-Ahad (19-21/2). Yang unik, mereka pada suatu dini hari melakukan babat hutan. Mereka menelusuri sepanjang jalan sawah memasuki hutan tanpa menggunakan penerang apapun kecuali lilin-lilin yang menyala di setiap 5 meter sepanjang jalan.

Peserta melewati beberapa pos yang dijaga oleh panitia kemudian diberinya pertanyaan-pertanyaan sebagai pengukur kepahaman, keniatan, dan rasa cinta terhadap NU. Bukan hanya itu peserta juga melewati tes mental di babak terakhir.

Panitia bukan saja mempertanyakan tentang materi melainkan juga pertanyaan tentang amaliyah keseharian misalnya peserta harus membacakan do’a qunut. Pembaiatan oleh PW IPNU dan IPPNU DIY dilakukan dini hari di tengah hutan dengan hanya menggunakan penerang obor.

Hari terakhir Lakmud diisi dengan rencana tindak lanjut. Sepekan ke depan kader-kader yang sudah dibaiat ini akan melakukan pertemuan pertama yang akan diisi dengan Diba’an dan ziarah makam sekitar. (Halimatus Sakdiyah/Alhafiz K)