Karapan Sapi Piala Presiden masih Gunakan Kekerasan
NU Online · Senin, 22 Oktober 2012 | 04:53 WIB
Sampang, NU Online
Karapan sapi yang memperebutkan Piala Bergilir Presiden Indonesia di Sampang, Madura, Jawa Timur, tetap menggunakan praktik kekerasan, meski ajang festival tahunan ini ditentang para pecinta binantang dan tokoh ulama setempat.<>
Pola kekerasan tetap dipakai, karena para pemilik sapi karapan belum siap menghapus praktik yang selama ini biasa dilakukan.
Untuk Tahun ini, katanya, karapan sapi digelar di Lapangan Kecamatan Ketapang, Sampang, Madura. Semula festival budaya tahunan tersebut direncanakan digelar di eks-Karesiden Bakorwil 4, di Kabupaten Pamekasan.
Paket acara wisata budaya tahunan jauh hari telah dipersiapkan di Pamekasan. Seperti kontes kecantikan sapi atau sapi sonok dan pagelaran kesenian tradisional Madura yang dikemas dalam acara "Se-Malam di Madura".
Akan tetapi, karena masyarakat penyayang binatang dan para tokoh ulama Pamekasan menolak praktik kekerasan dalam pelaksanaan karapan sapi, akhirnya, lokasi pelaksanaan karapan sapi dipindah ke Kabupaten Sampang.
Sekretaris Bakorwil 4 Madura, Tajul Falah menyatakan, pihaknya tetap memperhatikan keinginan sebagian para pemilik sapi karapan menggunakan praktik kekerasan, karena mereka adalah pemilik sapi.
"Jika para pemilik sapi karapan ini tidak bersedia mengikuti kontes, lalu siapa yang akan melaksanakan karapan sapi?," katanya.
Akibat perubahan lokasi pelaksanaan karapan dari Pamekasan ke Sampang ini, agenda wisata budaya tahunan memang kurang terkesan meriah, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Para wisatawan mancanegara mengaku kecewa, karena gelar wisata budaya tahunan itu biasanya dalam satu paket, yakni kontes sapi sonok, semalam di Madura dan karapan sapi digelar di Pamekasan.
Akan tetapi hanya sapi sonok dan semalam di Madura yang digelar di Pamekasan, sedangkan karapan sapi Piala Bergilir Presiden digelar di Sampang.
Karapan sapi kali ini diikuti sebanyak 24 pasangan sapi, terdiri dari 12 pasangan dari bagian menang dan sebanyak 12 pasangan sapi sisanya dari bagian kalah.
"Yang dimaksud dengan pasangan sapi pada bagian menang, ialah pasangan sapi yang dinyatakan menang dalam ajang festival karapan sapi di tingkat kabupaten," kata Tajul Falah.
Redaktur: Mukafi Niam
Sumber : Antara
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
3
Istikmal, LF PBNU Umumkan Tahun Baru 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025
4
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
5
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
6
Menlu Iran ke Rusia, Putin Dukung Upaya Diplomasi
Terkini
Lihat Semua