Katib Syuriyah PBNU Ungkap Analogi Kambing dan Anjing dalam Perspektif Sufistik
NU Online · Kamis, 26 Juni 2025 | 11:00 WIB
Wonosobo, NU Online Jateng
Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Faiz Syukron Ma’mun mengajak hadirin untuk berhati-hati dalam menentukan arah hidup dan tidak terjebak pada hal-hal lahiriah yang bersifat sementara. Dengan menggunakan analogi kehidupan antara anjing dan kambing, Gus Faiz sapaan akrabnya mengulas pesan spiritual yang mendalam.
“Secara biologis, anjing memiliki lebih banyak anak setiap kali melahirkan, sedangkan kambing lebih sedikit. Tapi di dunia ini lebih banyak mana populasi antara anjing dan kambing ?” tanya Kiai Faiz pada hadirin dalam Haflah Attasyakur Lil Ikhtitam ke-12 Pondok Pesantren An Nida’ Selomerto, Wonosobo, Ahad malam (22/6/2025).
Hadirin pun menjawab, lebih banyak anjing. Karena setiap kali beranak atau melahirkan, anjing bisa sampai dengan enam ekor anak, sedangkan kambing hanya satu atau maksimal dua ekor saja.
Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta itu juga menukil kisah Sufi besar Irak, Ibrahim bin Adham, yang pernah diminta mendoakan muridnya agar berhasil dalam urusan dunia. Dalam kisah itu, dijelaskan bahwa ada tiga hal yang bisa membuat seseorang dimuliakan: nasab (keturunan), ilmu, dan penampilan.
“Dari ketiga hal ini maka anjing memilikinya. Anjing memiliki nasab mulia karena leluhurnya sudah ada di surga. Dia adalah anjing yang bersama dengan pemuda dalam kisah Ashabul Kahfi,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa anjing dikenal cerdas, sering digunakan dalam kepolisian untuk berbagai keperluan seperti pelacakan dan pengamanan. Dari sisi fisik pun, banyak orang menyukai anjing karena penampilannya yang menarik.
“Di antara ketiga hal tersebut kambing tak memiliki itu semua. Kambing tak memiliki nasab yang bagus, kecerdasan, dan penampilan fisik yang baik. Tapi mengapa lebih berkah daripada anjing?” tanyanya.
Gus Faiz kemudian menjelaskan bahwa keberkahan terletak pada waktu yang digunakan untuk beribadah. Kambing, walaupun sederhana, justru terjaga di sepertiga malam yang penuh rahmat. Sementara anjing, meski terlihat unggul secara lahiriah, justru tidur pada waktu yang mulia tersebut.
“Berhati-hatilah dalam menentukan dan menempuh jalan hidup. Karena jika kita salah, maka nasab yang baik, kecerdasan, dan penampilan kita itu bisa musnah seketika karena tak ada keberkahan di dalamnya,” tegasnya.
Selengkapnya klik di sini.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
6
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
Terkini
Lihat Semua