Katib PBNU: Keutamaan Ada pada Para Pendahulu
NU Online · Senin, 24 September 2018 | 12:30 WIB
Wonogiri, NU Online
Tokoh agama terdahulu, seperti kiai kampung dan guru ngaji memiliki peran besar sebagai peletak batu landasan bagi generasi sesudahnya. Bila saat ini banyak dijumpai tokoh agama dengan reputasi keilmuannya jauh lebih alim dan dengan gelar akademik yang lebih tinggi, namun keutamaan tetap ada pada para pendahulu. Demikian diungkapkan oleh Katib PBNU KH Luqman Harits Dimyathi saat memberikan tausiyah dalam acara Haul ke-13 Eyang KH Muhsin di Dawung, Bumiharjo, Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Ahad malam (23/9).
Menurutnya, tanpa meremehkan tokoh-tokoh agama masa kini, kiai-kiai kampung dan guru ngaji itu berhasil membangun tradisi keagamaan di tengah masyarakat.
"Alfadlu Lil mubtadi, wa in ahsanal muqtadi. Keutamaan itu ada pada senioritas. Senior itu lebih utama. Sekalipun yuniornya, generasi-generasi penerusnya lebih pintar," katanya.
Kiai Luqman menambahkan, kalimat Alfadlu Lil mubtadi, wa in ahsanal muqtadi, seperti yang diungkapkan Abul Fadhal dalam kitabnya, Al Amtsal adalah salah satu kata bijak yang cukup populer. Karena melalui ungkapan itu manusia diajarkan untuk selalu menaruh hormat dan mengingat peran generasi terdahulu.
"Eyang Muhsin tidak memiliki gelar apa-apa. Gelar profesor tidak, doktor tidak punya, gelar S1 juga tidak punya. Tapi bila saat ini cucunya ada yang bergelar profesor, keutamaan tetap ada pada eyang Muhsin," jelas pengasuh pesantren Tremas Pacitan itu.
Memperingati haul para ulama, seperti Eyang KH Muhsin, merupakan salah satu cara untuk mengetahui kiprah dan perjuangannya. Para ulama walaupun sudah wafat, namun sejatinya mereka masih hidup di sisi Allah SWT.
"Kita percaya pada mereka (para ulama). Walaupun kita tidak pernah menjumpai. Tapi kita percaya mereka punya keutamaan," ujarnya.
Haul ke-13 Eyang KH Muhsin diisi dengan pembacaan dzikir tahlil, pembacaan shalawat dan pemberian santunan kepada anak yatim. Tampak hadir dalam acara itu, para tokoh masyarakat, sejumlah pengurus MWCNU Giriwoyo dan Ngadirojo serta ratusan kaum muslimin. (Zaenal Faizin’/Aryudi AR).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua