Daerah

Katib PWNU Jabar Jelaskan Tiga Prinsip yang Harus Dipegang saat Pandemi

Ahad, 27 Desember 2020 | 03:30 WIB

Katib PWNU Jabar Jelaskan Tiga Prinsip yang Harus Dipegang saat Pandemi

Suasana haul KH Nawawi Abbas di Subang. (Foto: Dok. PP Al Hidayah Subang)

Subang, NU Online
Pemerintah masih terus melaporkan peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia. Mengenai hal ini, Katib PWNU Jawa Barat KH Usamah Manshur menjelaskan tiga prinsip yang harus dipegang teguh oleh umat Islam saat musim pandemi seperti sekarang agar penyebaran virus bisa ditekan dan dihentikan.


“Pertama, ikhtiyath (kehati-hatian), dengan selalu menerapkan protokol Kesehatan adalah bagian dari menjaga kehati-hatian kita agar terhindar dari penularan dan penyebaran virus,” ungkapnya saat mengisi mau`idzah hasanah dalam peringatan Haul ke-11 KH Nawawi Abbas yang digelar di Pesantren Al-Hidayah, Desa Kihiyang, Kecamatan Binong, Subang, Sabtu (26/12).


Kedua, lanjut Kiai Usamah, ikhtiyar yaitu mengamalkan doa dan wiridan yang sudah diajarkan oleh para kiai. Mengamalkan doa tersebut adalah bagian ikhtiyar atau usaha kita sebagai makhluk untuk senantiasa memohon kepada sang Khalik.


“Ketiga adalah tawakkal. Kita harus sepenuhnya mengoptimalkan usaha amaliah kita, dan selanjutnya kita pasrahkan kepada Allah,”tegas Pengasuh Pesantren An-Nasuha Cirebon itu.


Jejak Kiai Nawawi
Dalam sambutannya, Pengasuh Pesantren Al-Hidayah Kihiyang Kiai Ali Imran menceritakan bahwa KH Nawawi Abbas merupakan salah satu putera dari Kiai Abbas yang punya silsilah dengan keluarga besar Pesantren Kempek Cirebon.


"Kiai Nawawi Abbas berangkat ke Subang mengikuti jejak kakaknya, KH Abu Bakar yang terlebih dahulu sudah berdakwah dan mukim di Subang," ungkap Kiai Ali yang juga dzuriyah Kiai Nawawi Abbas.


Setelah terjadi Gestapu, lanjut Kiai Ali, tepatnya pada 1967 para tokoh masyarakat Desa Kihiyang memohon kepada Kiai Abu Bakar untuk meminta Kiai Nawawi agar berkenan menjadi guru agama di Desa Kihiyang.


“Kiai Nawawi berdakwah melalui pendidikan agama dan pengajian ibu-ibu majelis ta'lim,” tambah Katib MWCNU Binong tersebut.


Syiar Agama
Diceritakan Kiai Ali, keberadaan KH Nawawi Abbas membawa perubahan yang sangat berarti. Syiar keagamaan pada saat  itu semakin nampak jelas dengan lahirnya banyak pemuda Desa Kihiyang yang mampu menoreh prestasi di bidang Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ).


"Alhamdulillah jejak dakwah Kiai Nawawi sampai hari ini masih bisa kita rasakan," ungkap Kiai Ali.


Ia juga melaporkan, dalam kegiatan haul tersebut digelar beberapa rangkaian acara di antaranya Semaan Al-Qur'an 30 juz bil ghaib dan Silaturahmi Alumni Pesantren Kempek Cirebon Se-Kabupaten Subang yang diwadahi dalam organisasi Nahdina Hikmah Kempek.


"Di antara kegiatan Nahdina Hikmah Kempek ini adalah rutin menggelar pengajian juz per juz hingga khatam," tuturnya.


Selain itu, dalam kegiatan haul juga dideklarasikan Gerakan Jaga Kiai dan Santri (Jakisan) yang dipimpin langsung oleh Koordinator Nasional Jakisan, KH Sa’dullah. Jakisan merupakan bagian dari gerakan sukarela untuk menghindari tindakan kurang persuasif terhadap Kiai dan santri baik di medsos maupun di berbagai media.


Turut hadir dalam kegiatan haul ini sejumlah ulama dan pejabat setempat, antara lain Pengasuh Pesantren Kempek Cirebon KH Muhammad Nawawi Umar Soleh.


Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori