Daerah

Kemandirian NU Harus Seiring dengan Kemandirian Nahdliyin

Ahad, 15 Maret 2020 | 03:00 WIB

Kemandirian NU Harus Seiring dengan Kemandirian Nahdliyin

Anis Ilahi Wahdati saat mengisi 'Halaqah NU' di PCNU Kota Pekalongan (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Pekalongan, NU Online
Kader Muda Nahdlatul Ulama (NU) Anis Ilahi Wahdati mengatakan, kemandirian organisasi NU tidak akan berarti banyak jika tidak diiringi dengan kemandirian jamaahnya, yakni warga Nahdliyin. 

"Jangan sampai NU seperti kelompok lain, di mana organisasinya kaya raya mandiri secara organisasi memiliki rumah sakit, lembaga pendidikan, dan lain-lain. Akan tetapi, jamaahnya tidak," ujarnya.

Hal itu disampaikan di hadapan ratusan Nahdliyin Kota Pekalongan saat dirinya mengisi 'Halaqah NU' bertema 'Kemandirian NU Untuk Kemaslahatan Umat' yang dihelat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan, Jumat (13/3) sore di Gedung Aswaja setempat.

Dikatakan, kemandirian NU yang selama ini digalakkan yakni kemandirian dengan pertama tegaknya Islam Wasathiyah atau Islam Nusantara atau yang sering disebut dengan Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. 

"Kedua, tegaknya negara bangsa atau Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila," ungkapnya.

Bahkan, lanjut dia, kemandirian NU harus bisa berkontribusi terhadap perdamaian dan kemajuan dunia. "Sebagai warga NU, kita patut berbangga. Afganistan yang selama ini bertikai sekarang ini sudah mulai damai. Karena di sana sudah didirikan NU cabang Afganistan," jelasnya.

Disampaikan, kemandirian NU saat ini tidak saja dalam bidang ekonomi. Akan tetapi, pertama penguasaan dalam manhaj Aswaja. Kedua, ekonomi umat. Ketiga, kehidupan sosial budaya. Keempat, kepemimpinan politik dan birokrasi. 

"Jadi, warga NU terlalu fokus di manhaj Aswaja. Sementara kelompok lain sudah masuk ke pendidikan dan birokrasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Karena kita sedang fokus kemandirian di bidang ekonomi," papar mantan Pemimpin Umum NU Online itu.

Dijelaskan, kemandirian NU secara jam'iyah harus dibarengi dengan secara jamaah. Jangan sampai organisasinya kuat, akan tetapi jamaahnya tidak. Apa yang terjadi di organisasi lain yakni organisasinya kuat. Akan tetapi, jamaahnya lemah.

"Yang kita inginkan adalah organisasinya kuat dan memberi kemaslahatan bagi warganya. Jadi, kemandirian NU baru ada maknanya jika memberikan kemaslahatan bagi umat," tegasnya.

Selain Anis, halaqah NU juga menghadirkan Bendahara PWNU Jawa Tengah H Muhlison yang juga instruktur nasional Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU).

Ketua PCNU Kota Pekalongan H Muhtarom kepada NU Online, Sabtu (14/3) menjelaskan, halaqah NU yang digelar di Gedug Aswaja merupakan puncak kegiatan Harlah ke-97 NU yang dihelat PCNU Kota Pekalongan.

"Ada beberapa kegiatan lain yang sudah dilaksanakan, yakni khataman Al-Qur'an, apel Harlah, peletakan batu pertama pembangunan SDI Nusantara, dan ziarah muassis dan pendiri NU di Kota Pekalongan," bebernya.

Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori