Bondowoso, NU Online
Para pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII sengaja memilih nama bagi tempat berproses dengan pergerakan. Dan itu sesuai mimpi dan obsesi yang ingin menjadikan sebagai wadah yang dinamis dan menjadi tempat mengembangkan dan mengasah dinamika.
Penegasan tersebut disampaikan H Amin Said Husni pada acara halal bi halal dan temu alumni PMII se-Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Kegiatan dipusatkan di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) setempat, Sabtu (22/6).
"Begitulah artinya dari pergerakan," kata Ketua Ikatan Alumni (Ika) PMII Jawa Timur tersebut di hadapan para kader dan alumni yang memadati lokasi pertemuan.
Menurut pandangan mantan Bupati Bondowoso dua periode tersebut, pergerakan kalau menurut ilmu fisika adalah berpindah dari satu titik ke titik yang lain. “Artinya bergerak, berpindah dari titik A ke titik B,” jelasnya.
Oleh karena itu setiap warga pergerakan diharapkan untuk terus melakukan pergerakan, bergerak tidak statis, tidak berdiam di tempat. "Makanya namanya pergerakan," ucapnya.
Hal tersebut berbeda dengan himpunan yang menitikberatkan pada berkumpul. “Tetapi kalau pergerakan ini tidak cukup hanya berkumpul, tidak cukup berhimpun, tidak semata bersatu, dan tidak cukup dengan diikat,” urainya.
Namun nilai lebih bermakna dari pergerakan adalah lebih dari itu. “Yaitu perhimpunan, berkumpul, bersatu, dan terikatnya kita dalam rangka dinamika yang ingin diciptakan," ungkapnya. Dengan demikian, makna dari pergerakan yakni menciptakan kemajuan, lanjutnya.
Yang juga harus diingat adalah bahwa yang dimaksud dengan pergerakan di sini adalah mahasiswa, bukan kelompok yang lain. "Yaitu pergerakan mahasiswa yang bercirikan intelektualitas," tegasnya.
Oleh karena itu, dalam bergeraknya, PMII harus senantiasa mengedepankan intelektualitas, “PMII boleh nakal tetapi ada koridornya yaitu intelektualitas. Jangan asal nakal, cuman bergerak, demo tanpa makna, namun harus ada nalar sebagai konsekuensi terjaganya nilai intelektualitas,” tegasnya.
Kemudian yang juga menjadi nilai lebih dari PMII adalah bergerak dengan tetap menjaga orientasi Islam Indonesia. "Artinya setiap kita melakukan pergerakan dengan nalar, dengan intelektualitas itu harus berorientasi nilai-nilai keislaman dan nilai-nilai keindonesiaan," terangnya.
Ketua Umum PC PMII Bondowoso Fathorozi menjelaskan, kegiatan dalam rangka menjaga jalinan silaturahim, menjaga persatuan kader dan alumni dari masa ke masa.
“Satu poin yang kita inginkan kembali persatuan, Apapun almamater, partai dan golongan, tetap ingat sebagai bagian dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia," pungkasnya. (Ade Nurwahyudi/Ibnu Nawawi)