Daerah

Keutamaan Mencari Ilmu dari Ibadah-Ibadah Lain

Ahad, 28 April 2019 | 10:30 WIB

Keutamaan Mencari Ilmu dari Ibadah-Ibadah Lain

Sarasehan di Pesantren Raudlatus Sholihin Palas Lampung Selatan

Kalianda, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren MUS Sarang, Rembang, Jawa Tengah KH Muhammad Ahdal Abdurrahman menjelaskan tentang perbedaan antara mencari ilmu dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Menurutnya mencari ilmu dapat memberikan manfaat bukan hanya kepada dirinya sendiri namun bisa memberikan manfaat untuk orang lain.

"Manfaat mencari ilmu itu Muta'addi. Kalau ibadah sendiri itu manfaatnya hanya untuk diri kita sendiri," jelas Kiai Ahdal saat Sarasehan Ilmiah Alumni Pesantren Sarang dan para santri Pesantren Raudlatus Shalihin Bumi Restu, Palas, Lampung Selatan, Ahad (28/4).

Hal ini juga sudah disampaikan Malik bin Dinar yang menegaskan bahwa barangsiapa mencari ilmu untuk dirinya sendiri maka sedikit saja sudah cukup. Namun jika untuk orang lain maka sangat dibutuhkan ilmu yang banyak.

Selain segi kuantitas ilmu yang harus dikuasai, kualitas ilmu juga memegang peranan penting dalam memberikan manfaat kepada orang lain. Kualitas yang ia maksud di sini adalah keberkahan.

"Saat ini jika bicara kuantitas, dengan gampang kita temukan berbagai disiplin keilmuan melalui perkembangan teknologi internet. Namun bukan itu yang diharapkan. Kalau Mbah Google itu tak punya berkah," tegasnya.

Keberkahan ilmu bisa didapat dengan belajar dan menuntut ilmu dari para guru yang jelas silsilah keilmuannya. Sudah sewajibnya mencari guru yang memiliki sanad keilmuan sampai dengan Nabi Muhammad SAW.

Sarasehan yang diawali dengan pembacaan dan ijazahan Shalawat Nariyah dan Ratib Al Hadad oleh Kiai ahdal ini dibuka oleh Pengasuh Pesantren Raudlatus Shalihin KH Sholeh Bajuri yang juga Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung. (Muhammad Faizin)