Daerah

KH Dzikron Rembang Ceritakan Ketawadhuan Syekh Nawawi Al-Bantani

Sel, 8 Agustus 2023 | 12:00 WIB

KH Dzikron Rembang Ceritakan Ketawadhuan Syekh Nawawi Al-Bantani

Suasana saat Kiai Dzikron mengisi mauidzah hasanah di acara Manaqib Kubro, Istighosah dan Pengajian Umum Jataman Idaroh Su’biyah Lasem dan Rembang pada Ahad (6/8/2023) di Lapangan Desa Karangharjo, Kragan, Rembang, Jawa Tengah. (Foto: PCNU Lasem)

Rembang, NU Online
Rais Jam’iyyah Ahlit Thariqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah, KH Dzikron Abdullah menceritakan ketawadhuan Mbah Nawawi Al-Bantani atau Syekh Nawawi Al-Bantani. Sebelum menjadi ulama yang disegani di Hijaz (Makah dan Madinah), Mbah Nawawi pernah menjadi pelayan seorang mufti di Makah dengan tugas mencuci dan bersih-bersih setiap harinya. 


Suatu hari, kata Kiai Dzikron, Mbah Nawawi melihat sang mufti tadi keluar masuk rumah beberapa kali karena kebingungan. Ternyata di mejanya terdapat kertas yang berisi as’ilah atau permasalahan-permasalahan. Karena Mbah Nawawi Al-Bantani ini sangat alim (berilmu), maka dijawablah pertanyaan-pertanyaan tadi. 


"Kemudian mufti tadi masuk kamar dan bertanya pada Mbah Nawawi, siapa gerangan yang masuk kamarku? Karena kecerdasan sang mufti tadi, ia pun menyuruh Mbah Nawawi untuk menulis surat. Dari sinilah ketahuan tulisan tangan Mbah Nawawi, dan akhirnya terbongkar beliaulah yang menjawab permasalahan tadi," ujar Kiai Dzikron saat mengisi mauidzah hasanah di acara Manaqib Kubro, Istighosah dan Pengajian Umum Jataman Idaroh Su’biyah Lasem dan Rembang pada Ahad (6/8/2023) di Lapangan Desa Karangharjo, Kragan, Rembang, Jawa Tengah.


Sejak itu, Mbah Nawawi pun disuruh pulang oleh mufti tadi, tapi dengan syarat harus menjadi imam shalat jamaah di Masjidil Haram. "Dan apa yang terjadi? Sang mufti tadi menangis karena mendengarkan lantunan bacaan Al-Qur'an yang dibaca Mbah Nawawi saat menjadi imam, karena saking merdunya suaranya," ujar Kiai Dzikron.


Sebelum pulang, Mbah Nawawi diberi uang oleh sang mufti untuk mengarang dan menulis kitab. Dari situlah sampai saat ini muncul Tafsir Al-labid An-Nawawi hingga Nasaihul Ibad. Kemudian Mbah Nawawi dikirim ke Mesir untuk munaqasyah atau mujadalah dengan ulama Mesir. "Ulama Mesir kagum dengan kealiman Mbah Nawawi, dan itu membuat beliau (Mbah Nawawi) pusing, karena beliau takut takabur atau sombong," lanjutnya.


Mbah Nawawi mencegah sombong

Untuk mengontrol hatinya agar tidak sombong, akhirnya Mbah Nawawi menyuruh seorang santri, kemudian didandani mirip ulama, yang dipakaikan sorban, kacamata, dan dilatih memutar tasbih.


Mbah Nawawi menginstruksikan agar santri tadi nanti dzikir dan memutar tasbih saja, biar Mbah Nawawi yang menjawab pertanyaan.


"Betapa tawadhu beliau. Saat itu beliau menyamar menjadi orang yang membawakan tas santrinya yang sudah didandani dan beliau duduk di bawah samping kursi santri tadi ketika dimunaqasyah ulama Mesir, sebab belau menyamar. Itu dilakukan beliau agar tidak sombong karena kealimannya," terang Kiai Dzikron dalam kegiatan yang diselenggarakan Jam’iyyah Ahlit Thariqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) Idaroh Lasem dan Rembang.

 

Indahnya NU di Lasem dan Rembang
Pengurus Idaroh Syu’biyah Lasem yang juga panitia, KH M Zaim Ahmad Ma’shoem menyampaikan bahwa sesuai amanat dari kepengurusan organisasi, diadakanlah istighosah dan manaqib kubro bersama Syu’biyah Lasem dan Rembang.


"Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa kok bareng? Inilah indahnya NU. Sejak awal, antara Syu’biyah Lasem dan Rembang itu bersama. Kita sama tapi berbeda. Berbeda dalam persamaan," ujar kiai yang juga Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah ini

 

Gus Zaim mengklaim bila peserta yang hadir mencapai perkiraan 10.000 orang. Hal ini ditandai dengan kuota atau jumlah tempat duduk yang disediakan sebanyak 6 ribu kursi, namun semua kursi tersebut telah diduduki dan masih banyak jamaah yang akhirnya tidak mendapatkan tempat duduk.


Oleh karena itu dirinya mengucapakan terima kasih atas kehadiran para jamaah sekaligus meminta doa. "Karena doa ahlut thariqah (penganut tarekat) itu manjur," ujar Penagsuh Pesantren Kauman Lasem Rembang ini.

 

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Katib 'Aam PBNU KH Akhmad Said Asori.