Daerah

KH Moh Dahlan, Tokoh di Balik Lahirnya Muslimat NU

NU Online  ·  Rabu, 22 April 2015 | 18:50 WIB

Kudus, NU Online
Wakil sekretaris Pimpinan Wilayah Musliman NU Jawa Tengah Hj Ida Nur Sa'adah mengingatkan lahirnya Muslimat NU tidak bisa lepas dari peran salah satu tokoh NU KH Moh Dahlan (Pasuruan) pada tahun 1940. Dituturkannya, waktu itu KH Moh Dahlan sangat gigih mengusulkan para ibu pendamping ulama dan kiai NU supaya bisa dilibatkan dalam kegiatan NU.  <>

"Muslimat dirintis pada muktamar 1940, upayanya sangat berat sekali pada waktu itu. Tapi sekarang Muslimat NU sungguh luar biasa," ujarnya saat menyampaikan sambutan dalam acara peringatan puncak harlah ke-69 Muslimat NU di SD Unggulan Muslimat Kudus, Sabtu (18/4). 

Ia menceritakan pada tahun 69 tahun yang lalu ibu-ibu nyai pendamping Pengurus besar Nahdlatul Ulama belum mendapat tempat yang nyata karena saat itu peran perempuan masih dianggap belum berarti. Namun, KH Moh Dahlan dengan susah payah melobi Rais Akbar KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Hasbullah merumuskan wadah baru kaum ibu-ibu nyai. 

"Pada muktamar ke-15 NU di Surabaya tokoh-tokoh NU menerima dengan nama Nahdloetul Oelama Muslimat (NOM). Kemudian disahkan dalam muktamar ke-16 NU di Purwokerto Jawa Tengah lewat sebuah pernyataan, dengan wadah NOM, perempuan-perempuan NU mengabdi untuk bangsa," imbuhnya.

Saat diproklamirkan di Purwokerto, Hj Chadijah Dahlan memimpin ketua Pengurus Pusat Muslimat NU pertama kali. Bersama suaminya KH Ahmad Dahlan dan KH Abdul Aziz, Hj Hadijah menyusun pertama kali Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (AD/ART) Muslimat NU.

"Mari kita hadiahkan Fatihah kepada beliau-beliau pendiri musliamat dan pendiri NU, semoga perjuangan diterima Allah dan kita bisa melanjutkan perjuangannya lewat Muslimat NU," ajak Hj. Ida. (qomarul adib/mukafi niam)