Daerah

Kiai Asep: Saat Pandemi Perhatikan Kesehatan dan Kebersihan Jiwa

Rab, 17 Juni 2020 | 11:15 WIB

Kiai Asep: Saat Pandemi Perhatikan Kesehatan dan Kebersihan Jiwa

KH Asep Saifuddin Chalim (tengah) memberikan ulasan terkait new normal life. (Foto: NU Online/Rofi)

Mojokerto, NU Online
Harta paling mahal adalah sehat, baik lahir maupun batin. Menjaga kebugaran tersebut semakin penting kala berada di masa pandemi Covid-19. 

 

Pesan ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) KH Asep Saifuddin Chalim. Hal itu disampaikannya saat menerima rombongan dari Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kecamatan Puri, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (17/6).

 

Kegiatan dikemas dalam silaturahim dan halal bihalal bersama Pembina Pergunu Kabupaten Mojokerto, Muhammad Al-Barra. Acara dipusatkan di aula guest house Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto.

 

KH Asep Saifuddin Chalim yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah mengingatkan agar di tengah pandemi ini tetap memperhatikan kesehatan dan kebersihan jiwa.

 

Dalam pandangannya, dengan pandemi Covid-19 berlaku masa transisi lantaran belum ada pernyataan resmi tentang new normal life atau kehidupan normal baru. Bahwa yang dimaksud adalah dengan hidup normal tetapi melalui sistem baru yakni memakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak, menjaga kebersihan dan menjaga kesehatan tubuh.


“Selain memperhatikan protokol kesehatan jasmani, juga disarankan agar memperhatikan protokol keislaman atau kesehatan rohani agar terhindar dari bala dan penyakit,” ungkapnya. 

 

Karena menurut salah seorang putra pendiri Nahdlatul Ulama yakni KH Abdul Chalim ini adalah bahwa dalam Islam sendiri ada hadits yang menerangkan bahwa Islam adalah agama suci atau bersih.

 

"Termasuk dari baiknya Islam, seseorang dianjurkan meninggalkan hal-hal tidak penting. Dengan demikian kita diminta melakukan kegiatan yang penting di tengah pandemi ini, misalnya dengan silaturahim, tahfidzul Qur'an dan tahlilan," terangnya.

 

Menurut Kiai Asep, sapaan akrabnya bahwa ada dua dampak yang disebabkan oleh Corona . Yaitu virusnya sendiri dan kemiskinan,karenanya banyak pekerja atau buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja. 

 

“Demikian juga mereka yang berniaga akhirnya dagangannya tidak laku karena diterapkannya pembatasan sosial berskala besar atau PSPB,” ungkapnya.

 

Di depan sejumlah ustadzah Raudlatul Athfal (RA), Muhammad Al-Barra atau Gus Barra menyampaikan bahwa perempuan adalah tiang negara. Kalau perempuan tidak bisa menjaga, maka negara akan runtuh.

 

“Maksudnya, ibu-ibu yang ada di Indonesia mempunyai andil besar dalam membentuk generasi bangsa. Jadi, pendidikan pertama bagi anak-anak adalah ibu dan di situlah kemuliaan seorang perempuan,” kata Pembina Pengurus Cabang (PC) Pergunu Kabupaten Mojokerto tersebut.

 

Gus Barra berpesan kepada para perempuan khususnya ibu karena tanggung jawabnya begitu besar. Demikian juga ada hadits menerangkan bahwa yang berhak dimuliakan adalah ibu, bahkan Nabi Muhammad SAW menyebutnya hingga tiga kali.


"Kenapa demikian? Saking besar tanggung jawab seorang ibu, maka di sisi Allah derajatnya pun juga besar, karena ada hadits yang mengatakan bahwa surga di telapak kaki ibu,” ungkapnya. Dengan begitu semua harus berharap semoga diberikan putra dan putri shalih juga shalihah, lanjutnya.

 

Acara dimulai istighotsah bersama dengan harapan semua hajat dikabulkan dan disambung doa untuk bangsa agar semua bisa menghadapi new normal life serta virus Covid-19 segera hilang dari Indonesia.

 

Kontributor: Rofi
Editor: Ibnu Nawawi